Para Penjilat ABS di Lingkaran Prabowo
✍🏻Budi Saks
Awalnya, saya kira ini cuma soal miskomunikasi. Beberapa pengurus Gerindra daerah sempat bersuara, bilang banyak informasi dari masyarakat yang nggak sampai ke Pak Prabowo. Mungkin, pikir saya, itu cuma masalah struktur birokrasi yang berbelit. Tapi dugaan saya berubah total setelah menyaksikan video lengkap rapat koordinasi penanganan bencana di Posko Pendamping Nasional. Saya malah jadi geram. Ternyata, presiden kita dikelilingi oleh pejabat-pejabat yang meminjam istilah prokem anak Yogya bisa disebut “pabu sacilat”! Ya, kurang lebih artinya “bajingan anjing”.
Bayangkan. Presiden datang langsung ke lokasi untuk kedua kalinya. Dia berusaha menghadirkan seluruh pejabat dari tiga provinsi Aceh, Sumbar, Sumut baik yang hadir fisik maupun via telekonferensi. Apa yang dia dapat? Laporan serba baik-baik saja. Padahal, di lapangan, masyarakat masih banyak yang terjebak dalam kesulitan.
Mantab sekali janji Bahlil. Dia berani menjamin pada Pak Prabowo, “Malam ini seluruh listrik dari Aceh sampai Sumbar sudah nyala, Pak.” Prabowo pun tersenyum, lega. Tapi kenyataannya? Malam itu juga, dan bahkan dua hari setelah janji itu diucapkan, banyak wilayah di Sumut dan Aceh masih gelap gulita. Listrik belum menyala.
Lalu bagaimana dengan para bupati yang melapor via layar? Mereka cuma bilang wilayahnya “aman dan terkendali”. Faktanya? Jauh dari kata aman.
Saya sempat berharap mereka jujur. Ini kan kesempatan emas untuk menyampaikan kondisi faktual langsung ke pucuk pimpinan. Masih ada desa terisolir, jalan terkubur yang butuh ekskavator lebih banyak, distribusi BBM macet, jembatan putus, kelangkaan air bersih, bahkan kebutuhan mendesak seperti pampers dan pembalut. Tapi alih-alih menyuarakan itu, para “pabu sacilat” ini memilih memoles laporan. Asal Bapak Senang.
Artikel Terkait
Billie Eilish Berhadapan dengan Miliarder AS, Tegaskan Dukungan untuk Palestina Tak Bisa Ditawar
Sjafrie Siap Berantas Pengkhianat di Balik Tambang Indonesia
UIKA Championship 2025 Sukses Digelar, Siap Naik Kelas Jadi Ajang Internasional
Cak Imin: Banjir Sumatera Alarm Keras Kelalaian Kita pada Alam