Kemenangan Machado Oktober lalu sempat mencuatkan pernyataan menarik. Ia mendedikasikan sebagian penghargaannya untuk Donald Trump. Mantan Presiden AS itu sendiri pernah menyebut dirinya pantas mendapat Nobel Perdamaian.
Di sisi lain, Presiden Venezuela Nicolas Maduro punya pandangan lain soal Trump. Ia menuduh Trump berupaya menggulingkannya demi menguasai cadangan minyak Venezuela. Maduro bersikukuh bahwa rakyat dan tentaranya akan melawan setiap upaya intervensi asing.
Memang, dalam beberapa bulan terakhir, pemerintahan Trump disebut telah memerintahkan lebih dari dua puluh serangan militer di perairan Karibia dan Pasifik. Targetnya adalah kapal-kapal yang diduga terlibat perdagangan narkoba.
Bagi Machado, perjalanan politiknya penuh rintangan. Awal 2024, ia dilarang mencalonkan diri dalam pemilu presiden, meski sebelumnya memenangi pemilihan pendahuluan oposisi dengan gemilang. Keadaan memaksanya masuk ke dalam persembunyian sejak Agustus lalu, menyusul gelombang penangkapan terhadap para tokoh oposisi pasca pemilu yang penuh kontroversi.
Jadi, besok di Oslo, yang hadir hanyalah wakilnya. Sementara sang pemenang sejati, entah di mana, menyaksikan dari jauh.
Artikel Terkait
Bumi Tak Butuh Kita, Tapi Kita Tak Bisa Tanpanya
Gaun Putih, Jilbab, dan Akhir di Ruang Sidang: Kisah Singkat Pernikahan Beda Agama
Limbah Radioaktif Cesium-137 Dicuri, Dijual ke Lapak Bekas Cuma Rp 5 Ribu per Kilo
Bupati Lampung Tengah Terjaring OTT KPK, Status Hukum Segera Ditentukan