Alasannya sederhana namun punya bobot. Bagi Hasto, membenahi partai politik dari dalam, membuatnya kuat dan solid, itu sudah merupakan bentuk pengabdian yang nyata bagi bangsa. Ia melihat partai yang sehat justru bisa jadi benteng pertama pencegahan korupsi.
"Saya tidak mau menjadi pejabat negara karena apa? Membangun institusi partai politik itu juga bagian dari dedikasi bagi bangsa dan negara. Itu pilihan saya," pungkasnya menegaskan.
Jadi, di tengai gencarnya politikus berebut kursi, pernyataan Hasto ini seperti angin segar. Atau setidaknya, sebuah penegasan tentang jalan pengabdian yang ia pilih: bukan di istana, tapi di kantor partai.
Artikel Terkait
Rabo-Rabo hingga Bakar Batu: Ragam Wajah Natal di Nusantara
Laras Faizati dan Gugatan di Balik Swafoto yang Mengubah Hidupnya
Bayi Dua Hari Bertaruh Nyawa di Tengah Amukan Banjir Aceh Tamiang
Farhan Ungkap Kesedihan dan Komitmen Usai Wakilnya Tersangka Korupsi