"Yang mana pada periode-periode sebelumnya yang saya ketahui di Jawa Timur biasanya Syuriyah ini sering dimbujuki Tanfidizyah, ini pengalaman saya di Jawa Timur. Syuriyah selalu dimbujuki (dipengaruhi) Tanfidizyah," tuturnya blak-blakan.
Namun begitu, situasi itu hendak diubah. Kiai Miftachul bersikeras bahwa penguatan supremasi Syuriyah adalah harga mati. Meski ia mengakui, langkah ini mungkin tak sepenuhnya disambut baik. Masih ada saja kemungkinan keberatan dari kalangan Tanfidziyah sendiri.
"Jadi penguatan dan menjaga supremasi Syuriyah merupakan sesuatu yang tidak bisa kita abaikan begitu saja. Walaupun mungkin masih ada keberatan-keberatan dari para penikmat-penikmat dari Tanfidizyah ini," tandasnya.
Rapat penting itu dihadiri oleh hampir semua pucuk pimpinan organisasi. Tampak duduk hadir Wakil Rais Aam Afifuddin Muhadjir dan Anwar Iskandar, Rais Syuriyah Cholil Nafis, serta Ketua PBNU Fahrur Razi. Tak ketinggalan, Waketum Zulfa Mustofa, Sekjen Saifullah Yusuf, Bendahara Gudfan Arif, dan Khofifah Indar Parawansa yang menjabat sebagai Ketua Umum PP Muslimat NU juga hadir.
Lantas, apa yang mendasari pertemuan mendadak ini? Latar belakangnya adalah pemberhentian Yahya Cholil Staquf dari jabatan Ketua Umum PBNU oleh Syuriah. Rapat Pleno digelar untuk satu tugas utama: memilih Penjabat Ketua Umum yang baru, mengisi kekosongan posisi strategis tersebut.
Artikel Terkait
Billie Eilish Berhadapan dengan Miliarder AS, Tegaskan Dukungan untuk Palestina Tak Bisa Ditawar
Sjafrie Siap Berantas Pengkhianat di Balik Tambang Indonesia
UIKA Championship 2025 Sukses Digelar, Siap Naik Kelas Jadi Ajang Internasional
Cak Imin: Banjir Sumatera Alarm Keras Kelalaian Kita pada Alam