Jadi anggota dewan, Abi malah makin garang. Dia aktif menghadang setiap jalur ilegal kayu. Salah satu momen yang paling diingat adalah ketika dia berhasil menggagalkan keberangkatan tiga kapal asal Tiongkok yang hendak membawa kayu curian dari kawasan Taman Nasional Tanjung Puting. Aksi itu membuat namanya makin dikenal sekaligus membuat ancaman terhadap nyawanya membesar.
Teror itu terus membayangi, tak pernah benar-benar pergi, hingga akhir hayatnya menjemput. Kematiannya memang penuh tanda tanya. Tapi satu hal yang pasti: Abi Kusno wafat sebagai seorang pejuang. Dia tegak berdiri melawan korupsi, ketamakan, dan kerusakan yang menggerogoti lingkungannya.
Dia gugur, mungkin karena berjuang sendirian. Sekarang, giliran kita. Nyalanya tak boleh padam. Kalau kita ingin hutan Kalimantan tetap bernapas, maka keberanian seperti yang dimiliki Abi harus terus hidup, diwariskan, dan diperjuangkan bersama-sama.
Artikel Terkait
Mobil Terperosok di Jalan Ambruk, Dampak Gempa 7,5 M Guncang Jepang Utara
Ledakan Baterai Drone Picu Kebakaran Maut di Kemayoran, 17 Tewas
Skandal Proyek Tol Patimban: Dugaan Upeti hingga Material Ilegal Menguak
Modus Baru di Medan: Pertalite Diselundupkan Pakai Mobil Modifikasi