Gas dan Popok Langka, Warga Tapteng Terjepit Usai Banjir Surut

- Selasa, 09 Desember 2025 | 14:00 WIB
Gas dan Popok Langka, Warga Tapteng Terjepit Usai Banjir Surut

Banjir dan tanah longsor yang melanda Tapanuli Tengah memang sudah surut. Tapi bekasnya? Luka itu masih terasa dalam. Bukan cuma rumah dan harta benda yang hilang, tapi juga rasa aman. Dan sekarang, ketika warga mencoba bangkit, mereka malah terbentur masalah baru yang tak kalah pelik: mencari gas untuk masak dan popok untuk bayi mereka.

Aktivitas di perkantoran masih setengah hati. Minimarket-minimarket pun banyak yang pintunya masih terkunci. Bantuan yang datang, menurut cerita warga, belum menyentuh semua yang membutuhkan. Alhasil, urusan sehari-hari yang dulu dianggap remeh, sekarang jadi pergulatan sendiri.

Junaidy Saputra, warga Pandan yang rumahnya kebanjiran, menggambarkan situasi di tempatnya masih sangat serba kekurangan. Untuk makan sehari-hari saja, ia mengandalkan sisa beras yang sempat dibeli sebelum banjir melanda. Stok itu kini tinggal sedikit.

Namun begitu, yang bikin keadaan makin runyam adalah langkanya gas LPG. "Bingung mau masak nasi bagaimana," keluhnya. Baginya dan banyak warga lain, yang penting bisa masak nasi. Lauk? Itu urusan belakangan.

Mereka sudah berkeliling, mencari dari satu kios ke kios lain. Tapi sampai Senin sore, hasilnya nihil. Tidak ada stok.

"Sulit bana bare di sikko, ala maha, gas pun susah dicari, kami makkan sa adonyo, dak pakke lauk,"

kata Junaidy lewat telepon, suaranya terdengar lelah. Artinya, sulit sekali dapat beras di sini, harganya mahal, gas juga susah dicari. Mereka terpaksa makan seadanya, tanpa lauk.

Sebagai ayah dari empat anak, Junaidy juga pusing mencari pampers. Toko-toko tutup, dan yang buka pun stoknya sudah ludes. Ia akhirnya terpaksa memakai kain bekas sebagai ganti popok bayi.


Halaman:

Komentar