Ketegangan di perbatasan Kamboja-Thailand kembali meledak. Padahal, baru Oktober lalu kedua negara ini sepakat gencatan senjata lewat mediasi Donald Trump dan PM Malaysia Anwar Ibrahim. Tapi kesepakatan itu kini seperti tak ada artinya.
Menurut laporan Kementerian Pertahanan Kamboja, pada Senin (8/12) pasukan Thailand menembaki posisi mereka di Provinsi Banteay Meanchey. Dua warga sipil Kamboja dilaporkan tewas dalam insiden itu.
Juru bicara Kemhan Kamboja, Maly Socheata, memberikan gambaran yang lebih suram. Ia menyebut rentetan serangan sejak Senin hingga Selasa pagi telah merenggut nyawa tujuh orang sipil. Tidak kurang dari dua puluh orang lainnya mengalami luka-luka.
"Sejak pukul lima pagi tadi, serangan mereka berlanjut," ujar Socheata.
Yang memprihatinkan, salah satu sasaran tembakan disebutkan adalah kuil kuno Preah Vihear, situs warisan dunia UNESCO yang sarat nilai sejarah. Informasi ini semakin memperkeruh suasana.
Di sisi lain, respons dari Phnom Penh datang tegas. Hun Sen, Presiden Senat sekaligus tokoh paling berpengaruh di Kamboja, mengumumkan bahwa negaranya tak lagi akan berdiam diri. Melalui sebuah unggahan di Facebook, ia menyatakan bahwa kesabaran mereka sudah habis.
Artikel Terkait
Pasukan PBB di Lebanon Kembali Jadi Sasaran Tembakan Israel
Bupati Lampung Tengah Ditangkap KPK, Status Hukum Segera Diumumkan
Pernikahan Beda Agama Berujung di Pengadilan Negeri, Ini Penjelasannya
Pernikahan Beda Agama di Gereja, Perceraian di PN: Kisah Pilu di Balik Celah Hukum