Beberapa pekan terakhir, kawasan Asia Tenggara benar-benar dihantam. Banjir dan tanah longsor meluluhlantakkan sejumlah wilayah, termasuk Indonesia. Menanggapi musibah ini, Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan kesiapannya untuk turun tangan. Sekjen PBB António Guterres sendiri menyampaikan duka yang mendalam atas apa yang menimpa Indonesia, Sri Lanka, Thailand, dan Malaysia.
Di sisi lain, respons pemerintah Indonesia terasa berbeda. Sementara solidaritas dunia mengalir, situasi di dalam negeri justru digambarkan masih terkendali. Padahal, kalau kita lihat laporan dari lapangan, kondisinya jauh dari kata baik. Banyak warga, terutama di pengungsian, mulai kehabisan makanan. Logistik seret di beberapa titik. Yang ada cuma mie instan dan air panas untuk bertahan. Akses ke lokasi bencana pun masih terputus-putus, membuat bantuan sulit didistribusikan secara merata.
Nah, di tengah keadaan seperti itu, tawaran bantuan internasional termasuk dari PBB ternyata belum juga diterima. Pemerintah seolah menutup pintu.
Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi bersikukuh dengan pendiriannya. “Kami masih mampu menangani ini sendiri,” tegasnya di Landasan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu lalu.
Artikel Terkait
Menggali Lubang Biopori sebagai Jawaban atas Peringatan Al-Mulk
Konten Kreator Galang Rp 10 Miliar untuk Banjir, Dituding Sok Paling Bekerja oleh Anggota DPR
Presiden Terbang ke Pakistan Saat Korban Banjir Masih Berjuang
Gempa 7,5 SR Guncang Jepang Utara, 30 Orang Terluka dan Tsunami 70 Cm Mengancam