Yahya Sinwar menghadapi pilihan sulit: bekerja sama dengan Zionis untuk membuka pintu kekayaan dan jabatan, seperti yang dilakukan Mahmud Abbas dan lainnya, atau menolak kompromi demi perjuangan. Dia memilih jalan yang jarang dilalui, menempatkan kesenangan dunia di bawah kakinya dan mengangkat semboyan "menang atau mati syahid".
Seorang teman dekat dari Gaza yang mengenal Yahya Sinwar dengan baik, bahkan sering menampungnya, memberikan kesaksian yang dalam: "Wallahi, kami memperhitungkannya di sisi Allah sebagai seorang Wali".
-Saief Alemdar-
Artikel Terkait
Kagama App Resmi Diluncurkan, Wadah Digital Alumni UGM Kian Guyub
Sudirman Said Soroti Beban Gubernur Aceh: Jangan Biarkan Mualem Berjuang Sendiri
Aceh Ambil Jalan Sendiri, Minta Bantuan Langsung ke UNDP dan UNICEF
Jembatan Darurat Selesai, Warga Bireun-Aceh Utara Kembali Tersambung