"Secara fisik saya lebih tua daripada Yang Mulia ini. Tapi kartu KTP, dua bulan setengah lebih tua daripada saya," selorohnya, mencairkan suasana.
Di sisi lain, Sri Sultan menyambut baik kunjungan ini. Ia melihatnya sebagai sebuah ruang untuk saling belajar. Bukan cuma antara dua orang, tapi juga antar bangsa.
"Saya kira kita sama-sama belajar untuk memahami antar bangsa, antar negara, baik sejarah maupun hal-hal lain yang membuat kita bisa saling menghargai," ucap Sultan.
Ia lantas menyinggung soal hubungan pendidikan yang sudah lama terjalin. Yogyakarta, kota pelajar, rupanya telah menjadi tujuan banyak mahasiswa Timor Leste. "Anak-anak dari Timor Leste sudah banyak yang belajar di Jogja, khususnya di bidang pendidikan. Semoga hubungan ini tetap bisa terjalin dengan baik," harapnya.
Pertemuan singkat itu, meski berlangsung santai, punya makna yang dalam. Ia seperti mengukir kembali benang-benang hubungan yang sudah ada. Hubungan budaya, sejarah, dan tentu saja, pendidikan antara Yogyakarta dan Timor Leste kembali ditegaskan. Bukan dengan pidato panjang, tapi lewat obrolan dan canda yang terasa begitu manusiawi.
Artikel Terkait
Tabungan Haji Selamat dari Kubangan Lumpur, Harapan Kembali Bersemi
Jet Tempur Pakistan Beri Kehormatan, Prabowo Disambut Hangat di Islamabad
Dari Dapur Rumah ke Ribuan Porsi: Kisah Maya dan Program Makan Bergizi
Korban Tewas Banjir Bandang Sumatera Hampir Seribu, 298 Masih Hilang