Angka yang baru saja dirilis Departemen Rehabilitasi Kementerian Pertahanan Israel sungguh mencengangkan. Pada Senin (8/12/2025), mereka mengungkapkan bahwa korban luka di kalangan perwira dan tentara sejak 7 Oktober 2023 telah mencapai 22.000 orang. Sebuah jumlah yang sangat besar, dan dampaknya masih terus berlanjut.
Namun begitu, data itu punya sisi lain yang tak kalah memilukan. Menurut keterangan kementerian, dari para prajurit yang dirawat di pusat rehabilitasi sejak perang dimulai, sekitar 58 persen ternyata menderita gangguan stres pascatrauma atau masalah kesehatan mental lainnya. Cedera yang tak terlihat, tapi nyata dampaknya.
Rinciannya cukup jelas menggambarkan situasi. Dari ribuan tentara yang terluka, hampir setengahnya tepatnya 49% adalah anak-anak muda berusia di bawah 30 tahun. Generasi yang seharusnya sedang memulai hidup, justru harus berjuang melawan luka fisik dan batin.
Luka fisiknya pun berat. Saat ini, 142 orang di antaranya harus bergantung pada kursi roda. Sementara 88 prajurit lainnya kehilangan anggota tubuh mereka.
Data-data ini, meski disajikan dalam angka, bercerita tentang beban manusiawi yang luar biasa. Perang memang selalu meninggalkan bekas yang dalam, dan laporan ini adalah buktinya.
Artikel Terkait
Billie Eilish Berhadapan dengan Miliarder AS, Tegaskan Dukungan untuk Palestina Tak Bisa Ditawar
Sjafrie Siap Berantas Pengkhianat di Balik Tambang Indonesia
UIKA Championship 2025 Sukses Digelar, Siap Naik Kelas Jadi Ajang Internasional
Cak Imin: Banjir Sumatera Alarm Keras Kelalaian Kita pada Alam