Di tengah pidatonya pada BIG Conference 2025 di Hotel Raffles, Jakarta Selatan, Senin lalu, Menko Pangan Zulkifli Hasan tampak sedikit kesal. Ia merasa dikritik secara tidak tepat. Publik, kata dia, ramai-ramai menyalahkannya untuk bencana banjir di Sumatera dan menghubungkannya dengan kasus perambahan di Taman Nasional Tesso Nilo, Riau.
Zulhas, panggilan akrabnya, lantas merinci data.
"Bencana di Sumatera yang tadi saya sampaikan itu terjadi di Provinsi Aceh Aceh ya, Pak kemudian dua di Provinsi Sumatera Utara, dan tiga di Provinsi Sumatera Barat," jelasnya.
Nah, di sinilah letak keheranannya. Menurut dia, Tesso Nilo secara administratif berada di Riau. Sementara itu, sampai saat ini di Riau justru tidak terjadi bencana alam apa pun. "Yang dipermasalahkan oleh Pak Zulkifli Hasan soal Tesso Nilo Tesso Nilo itu ada di Provinsi Riau. Sementara saat ini, di Provinsi Riau tidak ada bencana apa pun, Pak," sambungnya dengan nada bertahan.
Intinya, ia tak paham mengapa isu Tesso Nilo ditarik-tarik ke masalah banjir di Aceh, Sumut, atau Sumbar. Padahal, kritik yang dilayangkan publik sebenarnya lebih pada ketegasannya atau tepatnya ketiadaan ketegasan dalam menghentikan perambahan di hutan lindung yang jadi habitat gajah itu. Tapi Zulhas memilih bersikap legawa.
"Jadi, kalau bencana itu salahnya Zulkifli Hasan, termasuk juga katanya di Thailand dan Malaysia, ya tidak apa-apa. Saya maafkan saja, tidak apa-apa," ujarnya.
Klaim Ketidakberanian dan Kisah 50 Ribu Perambah
Perlu diingat, Zulhas pernah menjabat sebagai Menteri Kehutanan dari 2009 hingga 2014. Soal Tesso Nilo, ia bersikukuh bahwa memberi izin untuk aktivitas di kawasan taman nasional adalah tindakan pidana. "Tidak ada Menteri Kehutanan yang berani memberi izin di Tesso Nilo," tegasnya.
Artikel Terkait
Ketika Pernikahan Beda Agama Berakhir di Ruang Sidang
Kalbar 2025: Sepuluh Aksi Kriminal yang Mengoyak Rasa Aman
Bareskrim Naikkan Status Kasus Pembalakan Liar Pemicu Banjir Sumut ke Penyidikan
Embung Kemiling Capai 70 Persen, Target Tuntas Pertengahan Bulan Ini