"Indonesia sekarang ada di jantung perebutan kendali mineral strategis. China agresif masuk ke sektor nikel kita. Makanya, kontrol mereka lewat TKA, teknologi, dan investasi harus dibaca dengan kacamata geopolitik. Bukan cuma bisnis belaka," papar Amir.
Ia juga menyoroti bagaimana kehadiran TKA bisa memperkuat dominasi teknologi dan kontrol operasional perusahaan China di industri nikel Indonesia. Lama-lama, ini bakal melemahkan posisi tawar kita di pasar global.
Nah, tindakan Sjafrie membongkar dan memeriksa TKA China di Morowali itu, bagi Amir, adalah sinyal kuat. Negara mulai mengambil kembali kedaulatan di sektor-sektor strategis.
Pertama, langkah itu menunjukkan bahwa keamanan ekonomi adalah bagian dari keamanan nasional. Ancaman sekarang bentuknya bukan cuma militer, tapi juga ekonomi dan demografi.
Kedua, ini mengirim pesan ke investor asing bahwa Indonesia bukan negara yang bisa dipermainkan. Penegakan aturan ketenagakerjaan dan keamanan harus jadi standar, bukan pengecualian.
Ketiga, mengembalikan rasa keadilan bagi masyarakat lokal. Aksi Sjafrie menunjukkan keberpihakan pada tenaga kerja dalam negeri.
Dan keempat, memberi tekanan politik dan diplomatik ke China. Hubungan kerja sama tidak bisa jalan kalau kedaulatan Indonesia tidak dihormati.
Agar langkah ini tak cuma jadi simbol, Amir memberi beberapa rekomendasi. Perlu audit total jumlah TKA China di seluruh Indonesia, terutama di proyek strategis. Lalu screening intelijen terhadap latar belakang dan aktivitas mereka. Kapasitas tenaga kerja lokal juga harus ditingkatkan agar tidak bergantung pada tenaga asing. Selain itu, pastikan semua perusahaan asing tunduk pada aturan ketenagakerjaan kita, dan bangun sistem pengawasan berkelanjutan di kawasan industri strategis.
Amir Hamzah menilai langkah Sjafrie Sjamsoeddin tidak hanya tepat, tapi krusial. Dalam dinamika geopolitik dan intelijen modern, kontrol atas tenaga kerja asing di sektor strategis adalah bagian dari mempertahankan kedaulatan nasional.
Ini untuk menjaga stabilitas sosial, dan memastikan Indonesia tidak jadi objek penetrasi kekuatan asing.
"Ini bukan sekadar soal TKA," pungkas Amir. "Ini soal kedaulatan, keamanan nasional, dan masa depan industri strategis Indonesia."
Artikel Terkait
Tanggul Muara Baru Retak, Solusi Permanen Baru Tersedia 2026
Hakim MK Sorot Pernyataan BNPB: Seleksi Perwira TNI di Lembaga Sipil Sudah Benar?
Demokrat Soroti Maraknya Hoaks ke SBY: Buzzer Termul Makin Giat Ngibul
Embul Bertahan Seminggu di Reruntuhan, Kisah Haru dari Tengah Bencana Agam