Sjafrie Buka Kartu: TKA China di Morowali Bukan Cuma Soal Tenaga Kerja

- Jumat, 05 Desember 2025 | 16:25 WIB
Sjafrie Buka Kartu: TKA China di Morowali Bukan Cuma Soal Tenaga Kerja

Pengamat: Langkah Sjafrie Soal TKA China adalah Upaya Jaga Kedaulatan

Langkah Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin yang membongkar soal tenaga kerja asing (TKA) asal China di Morowali dinilai sebagai langkah strategis. Bukan cuma urusan ketenagakerjaan, menurut pengamat intelijen dan geopolitik Amir Hamzah, ini sudah masuk ranah keamanan nasional dan geopolitik.

Menurutnya, langkah itu menunjukkan keberanian pemerintah membaca ancaman yang tak kasatmata. Penetrasi kekuatan asing, lewat jalur ekonomi dan tenaga kerja, adalah hal yang nyata.

"Isu TKA China ini bukan sekadar soal tenaga kerja," kata Amir Hamzah kepada wartawan, Jumat lalu.

"Ini soal rasa keadilan masyarakat dan bagaimana negara melindungi warga lokalnya. Ketika gaji mereka lebih tinggi dan posisi strategis didominasi asing, tentu akan timbul resistensi sosial."

Ia menjelaskan, kecemburuan sosial di daerah seperti Morowali sudah lama muncul. Gaji pekerja asing yang jauh lebih tinggi dibanding lokal bukan cuma bikin gelisah. Ini berpotensi memicu konflik horizontal.

Tapi itu baru permukaannya saja.

Di lapisan yang lebih dalam, ribuan TKA China di sektor sensitif seperti nikel, smelter, dan kawasan industri berteknologi tinggi membuka peluang lebar untuk aktivitas intelijen. Infiltrasi zaman sekarang tak selalu dilakukan agen resmi. Pekerja proyek atau teknisi bisa jadi pintu masuk operasi intelijen asing, baik untuk ekonomi, industri, maupun tujuan strategis.

"China punya tradisi intelijen yang sangat kuat," jelas Amir. "Mereka memaksimalkan diaspora, pekerja, bahkan pelajar di luar negeri untuk mengumpulkan informasi."

Keberadaan mereka di kawasan strategis bisa membuka akses terhadap banyak hal: peta geologi, alur logistik nasional, teknologi smelter, pola pengamanan objek vital, hingga data sosial ekonomi masyarakat. Semua bisa terkumpul secara tak langsung, tapi sistematis.

"Ini bukan tuduhan kosong. Banyak negara sudah mengonfirmasi praktik serupa," tegasnya, menyebut sejumlah negara di Eropa hingga Australia.

Morowali sendiri bukan tempat biasa. Kawasan itu kini jadi episentrum geopolitik nikel dunia. Di era transisi energi global, nikel Indonesia adalah aset strategis setara minyak di era 1970-an. Di titik inilah, keberadaan TKA China tak bisa dilepaskan dari strategi besar Beijing mengamankan rantai pasok baterai dan kendaraan listrik global.


Halaman:

Komentar