“Di 31 DAS yang terdampak bencana di Aceh, kami temukan lahan kritis seluas 217.301 hektare. Angka itu setara dengan 7,1 persen dari total luas DAS yang kena imbas,” ungkapnya.
Keadaan di Sumut tak lebih baik. Analisis citra satelit menunjukkan alih fungsi hutan menjadi lahan non-hutan mencapai 9.424 hektare. Sementara itu, Sumatera Barat juga menunjukkan tren serupa dengan perubahan tutupan lahan seluas 1.821 hektare.
Raja Juli menutup penjelasannya dengan satu fakta lagi. Di 12 DAS di Sumatera Barat, luas lahan kritisnya mencapai 39.816 hektare. Itu sekitar tujuh persen dari total area.
Jadi, bencana alam ini seolah jadi pengingat yang keras. Cuaca ekstrem bertemu dengan kondisi alam yang sudah rentan, diperparah oleh ulah manusia yang menggerus daerah resapan air. Sebuah kombinasi yang berujung petaka.
Artikel Terkait
Titiek Soeharto Geram, Desak Menteri Kehutanan Usut Penebangan Liar Pasca-Banjir
Aktivis Lingkungan Tuntut Mundur Menteri, Sebut Banjir Sumatera Bukan Sekadar Bencana Alam
Tangis Ibu di Pemakaman Alvaro, Korban Penculikan yang Akhirnya Ditemukan Setelah Delapan Bulan
Telkom Resmikan Pusat Data Baru di Jayapura, Pacu Konektivitas Digital Papua