Pasca-Banjir Bandang, Kemendikbasmen Bergerak Pulihkan Sekolah di Sumut

- Kamis, 04 Desember 2025 | 09:30 WIB
Pasca-Banjir Bandang, Kemendikbasmen Bergerak Pulihkan Sekolah di Sumut

Banjir bandang dan tanah longsor yang menerjang Sumatera Utara, tepatnya di Kabupaten Tapanuli Utara dan Humbang Hasundutan, tentu saja mengacaukan banyak hal. Tak terkecuali dunia pendidikan. Sekolah-sekolah rusak, aktivitas belajar terpaksa berhenti. Menanggapi situasi ini, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikbasmen) pun bergerak cepat untuk memastikan hak belajar anak-anak tidak terputus.

Didik Suhardi, Staf Khusus Menteri bidang Manajemen dan Kelembagaan, langsung turun ke lokasi. Ia memimpin peninjauan untuk mengidentifikasi kebutuhan yang paling mendesak di lapangan. Tujuannya jelas: agar proses belajar bisa segera hidup kembali, meski dalam kondisi yang serba terbatas.

“Kami dari Kemendikdasmen mengucapkan duka atas musibah banjir bandang maupun tanah longsor yang terjadi di Sumatera Utara,” ujar Didik, Rabu (3/12).

Ia menegaskan, kehadiran timnya adalah wujud komitmen negara. Hak anak untuk belajar, kata dia, harus tetap terpenuhi sekalipun dalam situasi darurat.

Fakta di lapangan cukup memprihatinkan. Didik menemukan sejumlah sekolah mengalami kerusakan parah. Bangunannya sudah tidak layak pakai. Bahkan, di beberapa titik, kondisi tanah dan lingkungannya mengharuskan relokasi tidak mungkin lagi dibangun di tempat yang sama.

“Beberapa sekolah memang harus direlokasi karena secara teknis tidak mungkin lagi dibangun di situ. Untuk itu, kami melakukan pendataan agar penanganan dapat segera dilakukan,” tegasnya.

Langkah pertama pun diambil. Bantuan awal difokuskan pada pembersihan lokasi sekolah, penyediaan buku, dan peralatan belajar sederhana. Pemerintah juga sudah menyiapkan rencana penggantian perangkat yang rusak total, seperti papan tulis digital interaktif yang ikut menjadi korban banjir.

Namun begitu, untuk perbaikan sarana prasarana yang lebih besar, prosesnya membutuhkan waktu. Didik menjelaskan, pendataan menyeluruh akan diselaraskan dengan pengusulan anggaran pada 2026. “Nanti kita akan data lebih rinci untuk kita usulkan pada 2026,” jelasnya.

Di sisi lain, yang tak kalah penting adalah pemulihan mental anak-anak. Trauma pascabencana harus diatasi. Didik mengimbau sekolah-sekolah untuk segera memulai pembelajaran dengan pendekatan yang adaptif dan lebih manusiawi.

“Kami mengimbau agar pembelajaran segera dilakukan, termasuk melalui permainan, konseling trauma, dan kegiatan yang menyenangkan agar anak-anak dapat terkurangi rasa dukanya dan kembali belajar dengan nyaman,” tutur Didik.


Halaman:

Komentar