Pasca bencana banjir dan longsor yang menewaskan ratusan orang, Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) akhirnya bergerak. Mereka fokus pada tiga wilayah terparah: Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh. Pemetaan detail pembukaan lahan kini digelar di sana. Tujuannya jelas: mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi di balik tragedi itu.
Menurut Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq, lanskap di ketiga daerah itu sudah berubah. Tekanan dari aktivitas manusia, katanya, memperburuk dampak bencana alam yang datang.
“Yang paling tidak untuk tiga kasus yang baru ini, Sumatera Barat, kemudian Batang Toru mulai dari Tapanuli Utara sampai ke Tapanuli Selatan. Kemudian Aceh,”
ujar Hanif saat berbicara di Hotel Kempinski Indonesia, Jakarta, Selasa lalu.
Nah, pemetaan yang sedang berjalan ini bukan sekadar formalitas. Ia menjelaskan, ini untuk memastikan titik kerusakan dan akar masalahnya. Hasilnya nanti bakal jadi dasar untuk pendekatan multi-doors dalam penegakan hukum lingkungan. Jadi, ada banyak pintu yang bisa diketuk untuk memberi sanksi.
“Jadi kami telah melakukan penanganan di beberapa provinsi dengan multi-doors tadi. Jadi dari kegiatan pertambangannya, kemudian kita melakukan pendekatan terkait dengan kewajibannya melalui sanksi administrasi pada sesi pertama,”
paparnya.
Artikel Terkait
Buronan Sabu 2 Ton, Mami dari Golden Triangle Akhirnya Diborgol di Soekarno-Hatta
Sirine Bahaya Berkumandang di Bantaran Code dan Winongo Usai Hujan Deras
Aktivis Sorot Tiga Menteri di Balik Banjir Bandang dan Ribuan Kayu Gelondongan
Mami Sabu 2 Ton Tiba di Indonesia, Diborgol Kabel Ties Setelah Diekstradisi dari Kamboja