Gambar peta menunjukkan wilayah terdampak banjir di Aceh.
ACEH
Banjir besar yang melumpuhkan Aceh baru-baru ini punya cerita lain di baliknya. Coba lihat peta itu. Wilayah yang terendam ternyata tumpang tindih dengan konsesi hutan yang dimiliki langsung oleh Prabowo Subianto. Perusahaannya, PT Tusam Hutani Lestari, menguasai HTI seluas hampir 97 ribu hektare di beberapa kabupaten: Aceh Tengah, Bener Meriah, Bireuen, dan Aceh Utara.
Nah, konsesi itu tidak sendirian. Di sekitarnya, berjejer puluhan izin lain: tambang, HPH, kebun sawit skala besar. Mereka berhimpitan, menggerogoti tutupan hutan di pegunungan dan hulu sungai. Akibatnya bisa ditebak. Daerah tangkapan air rusak. Kemampuan alam untuk menahan dan meresap air hujan pun melemah drastis.
Lalu datanglah hujan ekstrem. Air yang seharusnya ditahan akar-akar pohon dan tanah gembur, justru meluncur deras ke bawah. Membawa lumpur, kayu, dan segala rongsokan. Banjir bandang yang terjadi kemudian termasuk yang terparah dalam beberapa dekade. Ribuan rumah tenggelam. Puluhan ribu orang terpaksa meninggalkan rumah mereka, mengungsi.
Menurut sejumlah saksi, wilayah yang paling parah ditandai garis ungu di peta meliputi Pidie Jaya, Aceh Tengah, Aceh Utara, Aceh Tenggara, Aceh Selatan, Aceh Tamiang, Gayo Lues, sampai Aceh Singkil. Semuanya sudah berstatus siaga darurat.
Artikel Terkait
Korban Tewas Bencana Sumatera Tembus 753, 526 Masih Hilang
Ricuh di Jimbaran, Sopir Mabuk Babak Belur Usai Serang Warga
Wajah Mirip Gibran-Bahlil Banjiri Linimasa, Warganet: Jangan Tiru Kelakuannya!
Sawah dan Tambak Lenyap, Warga Jangka Terjebak dalam Kepungan Lumpur