“Setiap warga harus mendapatkan perlindungan. Setiap keluarga harus tersentuh bantuan. Tidak boleh ada satu pun yang terabaikan,” tegasnya.
90 Persen Terendam, Aktivitas Lumpuh
Dari peninjauannya bersama Bupati Aceh Tamiang Armia Fahmi dan Kapolres setempat, gambaran yang muncul suram. Sekitar 90 persen wilayah kabupaten itu terendam banjir. Aktivitas sosial dan ekonomi lumpuh total. Parahnya, kantor-kantor vital seperti pemerintahan daerah, Kodim, hingga Polres ikut terdampak.
Menyikapi kondisi darurat ini, Ali tak menunggu lama. Ia segera mengajukan permintaan bantuan tambahan ke Mabes Polri. Ia minta dikirimkan pasukan recovery dan yang paling krusial: helikopter angkut. Alat itu dibutuhkan untuk mendistribusikan makanan dan obat-obatan ke daerah terpencil yang sama sekali tak bisa dijangkau lewat darat.
“Seluruh aktivitas ekonomi berhenti. Tidak ada pedagang, tidak ada pelayanan kebutuhan dasar, dan banyak wilayah benar-benar terputus,” papar Ali dengan nada prihatin.
“Kita membutuhkan dukungan pusat agar penanganan bencana ini dapat dilakukan secepat mungkin. Fokus kita satu: menyelamatkan masyarakat.”
Kapolda Aceh menegaskan komitmennya. Polri akan berada di garda terdepan, bersinergi penuh dengan pemerintah daerah dan TNI. Tujuannya cuma satu: memastikan Aceh Tamiang bisa segera bangkit dari keterpurukan ini.
Artikel Terkait
Telkomsel Bagikan Paket Data dan Telepon Gratis untuk Korban Bencana di Sumatera
Polda Riau Kirim Unit Penjernih Air untuk Korban Bencana di Agam
Truk Air PMI Padang Tak Henti Berjuang di Tengah Banjir Bandang
Pencarian Berakhir Duka: Eko Sugianto Ditemukan Meninggal di Sungai Air Mati