Wilayah Aceh Tamiang masih terisolasi. Pasca banjir bandang dan longsor yang menghantam, bantuan untuk warga di sana konon masih sulit terjangkau. Situasinya benar-benar memprihatinkan.
Untuk melihat langsung kondisi itu, Kapolda Aceh, Irjen Marzuki Ali Basyah, nekat melakukan perjalanan darat. Bersama pejabat utama Polda, ia menuju ke lokasi bencana. Perjalanan yang ditempuh bukan main-main butuh lima hari penuh. Jalannya nyaris tak bisa disebut jalan lagi; terputus, terendam, dan tertutup lumpur pekat di mana-mana.
Di beberapa titik, rombongan itu bahkan harus naik perahu. Jalan raya yang dulu mereka lewati, kini sudah berubah jadi aliran sungai yang deras. Mereka juga harus menerobos jalur yang berubah menjadi sungai lumpur, dengan ancaman longsor dan arus ganas yang siap menerkam kapan saja.
“Saya harus tiba di Tamiang. Saya ingin melihat langsung kondisi saudara-saudara kita yang sedang berjuang menghadapi musibah ini,” tegas Marzuki dalam keterangannya, Selasa (2/12).
“Selain itu, saya juga perlu mengecek langsung kondisi mako serta memastikan kesiapan personel. Penanganan harus cepat, tepat, dan terkoordinasi,” tambahnya.
Sesampainya di tempat, Ali langsung bergerak cepat. Instruksi darurat ia keluarkan untuk seluruh jajarannya. Prioritas utamanya jelas: percepat evakuasi, terutama untuk kelompok rentan seperti lansia, anak-anak, dan perempuan. Pendataan korban dan kerusakan juga harus dipercepat, begitu pula dengan pengiriman logistik mendesak. Birokrasi dan kendala lapangan tak boleh lagi jadi penghalang.
“Banjir ini bukan hanya menguji ketahanan infrastruktur, tetapi juga mengguncang solidaritas kemanusiaan kita,” ujar Ali.
Artikel Terkait
Telkomsel Bagikan Paket Data dan Telepon Gratis untuk Korban Bencana di Sumatera
Polda Riau Kirim Unit Penjernih Air untuk Korban Bencana di Agam
Truk Air PMI Padang Tak Henti Berjuang di Tengah Banjir Bandang
Pencarian Berakhir Duka: Eko Sugianto Ditemukan Meninggal di Sungai Air Mati