Banjir bandang dan tanah longsor yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera belum benar-benar reda. Rasa duka masih menyelimuti ribuan warga di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Kerusakannya parah. Rumah-rumah hancur, fasilitas umum rusak, dan banyak usaha masyarakat pun ikut terendam.
Di tengah situasi yang masih kacau balau itu, sebuah video beredar di media sosial. Rekamannya menunjukkan sebuah minimarket di Kota Sibolga yang dijarah warga. Pasokan logistik saat itu memang menipis, sementara bantuan belum juga datang merata. Tapi, yang bikin publik terpaku bukan aksi penjarahan itu sendiri. Melainkan respons dari pemilik tokonya.
Dalam video itu, terpampang jelas sebuah pesan tulisan tangan dari sang pemilik. Pesan yang justru mengharukan, bukan mengutuk. Tak butuh waktu lama, video itu pun viral dan membanjiri linimasa.
Banyak warganet yang langsung tersentuh. Mereka melihat kelapangan hati yang langka dari pemilik minimarket itu. Di saat ia sendiri sedang dirugikan, justru empati yang keluar.
Aksi Nekat di Tengah Kekacauan
Kejadian penjarahan ini berlangsung saat kota masih benar-benar lumpuh. Curah hujan ekstrem memicu longsor dan banjir bandang yang hebat. Akses jalan terputus. Distribusi makanan mandek total. Warga pun kelabakan, terutama yang butuh susu anak, obat-obatan, dan sembako untuk bertahan hidup.
Dalam kepungan keadaan darurat itulah, beberapa warga akhirnya mengambil barang dari minimarket yang sudah tak beroperasi dan terendam banjir. Secara hukum, tindakan ini jelas melanggar. Tapi, desakan perut dan kebutuhan keluarga membuat segalanya terasa abu-abu. Media sosial pun ramai dengan perdebatan panjang soal etika dan batas-batas kemanusiaan saat bencana.
Artikel Terkait
Gugatan Dokumen Ijazah Gibran Mentok di Klaim Rahasia Negara
Di Balik Klaim Swasembada, Indonesia Masih Impor Ratusan Ribu Ton Beras
BNPB Sindir Kepala Daerah: Jangan Lagi Jadikan Hujan Ekstrem Kambing Hitam Bencana
Bencana di Sumatera: Status Internasional Ditetapkan, Desakan Bencana Nasional Menguat