Roy Suryo kembali mengangkat isu lama. Kali ini, ia menunjukkan sebuah ijazah asli lulusan Fakultas Kehutanan UGM tahun 1985. Tujuannya jelas: membandingkan dengan ijazah Presiden Jokowi yang konon lulus di tahun yang sama. Menurutnya, ada beberapa ciri khusus yang membuat dokumen semacam ini hampir mustahil untuk dipalsukan.
Pertama, ada emboss atau cetak timbul. Lalu, watermark dengan tulisan "Universitas Gadjah Mada" tersembunyi di dalam kertas. Yang tak kalah penting, posisi tinta stempelnya berada di atas foto, bukan di bawahnya. Detail-detail kecil inilah, klaim Roy, yang menjadi pembeda utama antara dokumen asli dan palsu.
Nah, unggahan Roy itu langsung memantik komentar. Salah satunya dari akun @kafiradikalis, atau Bung Iyut, yang menyoroti hal yang sama.
"Pada akhirnya kita paham kenapa ijazah asli gak pernah ditunjukkan ke publik. Karena mustahil menduplikasi emboss watermark. Ya kaleee di tahun 1985 UGM menerbitkan 1-1nya ijazah tanpa emboss watermark...?!"
Komentarnya bernada sarkastik, tapi menyiratkan kesimpulan yang tegas. Menurutnya, arah isu ini semakin terang benderang: D.I.G.A.N.T.U.N.G. Ia bahkan menutup dengan kalimat yang cukup keras, "Sampai ajal menjemput Mulyono…"
Dari sini, klaim Roy Suryo pun mengeras. Keyakinannya bahwa ijazah Jokowi palsu tampaknya bersumber dari perbandingan fisik dokumen ini. Ia seolah berkata, lihatlah buktinya. Ijazah asli tahun 1985 punya fitur keamanan ini dan itu. Lalu, di mana ijazah yang seharusnya serupa?
Pertanyaan itulah yang terus berputar, tanpa jawaban resmi yang memuaskan semua pihak. Debat pun bergeser dari sekadar fakta administratif menjadi pertarungan narasi dan keyakinan.
Artikel Terkait
Voxy vs Innova Bekas: Pilih Nyaman Kota atau Tangguh Serba Medan?
Banjir Bandang di Solok Hanyutkan Gelondongan Kayu hingga Danau Singkarak
Banjir Bandang Sumatera: Gelondongan Kayu dan Tanda Tanya Pembalakan Liar
Zulkifli Hasan dan Panggung Pencitraan di Tengah Banjir