HUKUM DI INDONESIA
Ketika Komplotan Jahat dan Kejahatan Geng Politik Menguasai Panggung Keadilan
Benz Jono Hartono
Praktisi Media Massa, Vice Director Confederation ASEAN Journalist (CAJ) PWI Pusat, Executive Director HIAWATHA Institute
Indonesia, negeri yang kita cintai ini, perlahan tapi pasti mulai terasa seperti negeri fiksi bernama Konoha-Mapioso. Hukum sebagai pilar peradaban semakin kehilangan jati dirinya. Yang tersisa hanyalah panggung gelap tempat komplotan politik saling sikut, saling jegal, atau malah berpelukan semuanya tergantung arah angin kekuasaan hari itu.
Ambil contoh kasus Ira Puspadewi. Mantan Dirut ASDP ini dikenal sebagai profesional berprestasi. Tapi namanya justru terjerat dalam pusaran hukum yang tak jelas ujung pangkalnya. Vonis 4,5 tahun yang dijatuhkan kepadanya meninggalkan banyak pertanyaan besar. Rasanya ada yang tidak beres dalam mekanisme peradilan kita.
Dahlan Iskan, mantan Menteri BUMN yang juga sahabat dekat keluarga Ira, turut angkat bicara. Lewat tulisannya, getiran keprihatinan itu semakin nyata. Ada yang keliru dalam sistem hukum kita, dan kesalahan ini bukan hal sepele.
Ini bukan cuma tentang satu orang atau satu keluarga. Lebih dari itu, kasus ini seperti cermin retak yang memantulkan wajah hukum Indonesia sebenarnya. Hukum telah berubah fungsi menjadi alat pukul antar-geng kekuasaan. Yang dekat dengan lingkaran politik tertentu dapat perlindungan bak tamu VIP. Sebaliknya, yang tak punya koneksi bisa diseret dan dijadikan tumbal demi stabilitas semu.
Artikel Terkait
Surat Hati Muhamad Kerry di Tengah Badan Kasus Korupsi Pertamina
Gus Yahya Bantah Pemberhentian, Sebut Surat dari Syuriyah Tidak Sah
Reformasi 1998 Dicopet, Bara Kemarahan Menyala di 173 Kota
Kantor Kontraktor Proyek Monumen Reog Digeledah KPK di Surabaya