Masalahnya tak cuma di satu titik. Di wilayah Sompok, muka tanah juga mengalami penurunan yang cukup signifikan. Akses untuk kendaraan roda empat langsung ditutup, hanya sepeda motor yang masih diizinkan melintas dengan hati-hati. Untuk mengawasi situasi, posko pemantauan juga dibangun di Sriharjo, Sompok, dan Selopamioro guna memudahkan koordinasi relawan.
Status tanggap darurat pun ditetapkan untuk 14 hari ke depan, hingga tanggal 5 Desember. Tim gabungan BPBD dan relawan siaga 24 jam, waspada terhadap setiap pergerakan tanah yang mencurigakan.
“Kami memantau kondisi lapangan dan sudah membuat skenario evakuasi lanjutan jika diperlukan,” tambah Amrudin.
Di sisi lain, penanganan jangka panjang juga tak luput dari perhatian. BPBD sudah berkoordinasi dengan para akademisi dari UGM yang sebelumnya pernah melakukan kajian kerawanan tanah di lokasi tersebut. Mereka sedang mengkaji berbagai opsi.
“Apakah nanti dibuatkan saluran air baru atau jembatan, semua sedang dikaji,” pungkas Amrudin.
Artikel Terkait
Indra Subekti Terima Lencana Pancawarsa di Puncak Raimuna Sintang
Politikus PDIP Tuding Jokowi Bohong Soal Ijazah, Sebut Dokumen dari Pasar Pojok Pramuka
Percakapan Xi-Trump Picu Gelombang Ketegangan Baru di Selat Taiwan
Kebijakan Mutasi 10 Tahun Picu Gelombang Cerai di Kalangan ASN