Kisah Savina dan Seragam Sekolah yang Tertimbun Abu Semeru

- Selasa, 25 November 2025 | 08:12 WIB
Kisah Savina dan Seragam Sekolah yang Tertimbun Abu Semeru

Bayangkan saja, hidup dalam ketidakpastian setiap hari di daerah bencana. Rasanya mungkin seperti itulah yang sedang dialami warga Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur. Mereka tak hanya kehilangan tempat tinggal akibat erupsi Gunung Semeru, tapi juga harus melanjutkan hidup di pengungsian atau numpang di rumah saudara.

Nah, di tengah situasi seperti ini, Hari Guru yang jatuh pada Selasa, 25 November 2025 punya makna yang berbeda. Menjadi guru sekaligus orang tua bagi anak-anak di tengah kondisi yang serba tak menentu jelas bukan perkara mudah.

Di sisi lain, para siswa juga tak punya pilihan lain. Mereka harus tetap bersekolah meski rumah mereka sendiri sudah tak ada lagi.

“Rumah saya tinggal kamar mandi saja yang tersisa, lainnya sudah hanyut dan hilang bersama abu vulkanik. Termasuk seragam dan buku sekolah,” ujar Savina Maulida saat hari pertama masuk sekolah tanpa seragam.

Perasaan serupa diungkapkan Fatin Sofiyatin Zahra, siswi kelas 3 SDN Supiturang 2. Ia sedih mengingat sekolah tempatnya biasa belajar dan bermain kini hilang tak bersisa.

“Saya lebih sering menghabiskan waktu bersama teman-teman di kelas, karena menyenangkan. Sekarang kelasnya baru digabung sama SDN Supiturang 1 jadi beda suasananya,” katanya sambil bercerita tentang kejadian erupsi bersama teman-temannya.

Safira Nur Rachmawati, kakak kelasnya yang duduk di kelas 6 SDN Supiturang 2, masih ingat betul tanda-tanda alam yang muncul sebelum bencana. Ia bercerita, saat itu hari sudah menunjukkan waktu pulang sekolah.


Halaman:

Komentar