Di sisi lain, Tito juga mengingatkan soal program prioritas nasional. Presiden Prabowo Subianto disebutnya tengah mendorong percepatan realisasi Program 3 Juta Rumah. Karena itu, ia meminta semua pemerintah daerah, tanpa terkecuali, untuk aktif mendukung penyediaan hunian ini.
Namun begitu, ia menyadari sepenuhnya bahwa keterbatasan anggaran bisa menjadi kendala, seperti yang dihadapi Pemerintah Kota Denpasar. Meski demikian, Tito tetap mendorong Pemkot untuk berkreasi.
“Misalnya rumah susun untuk masyarakat berpenghasilan rendah. Tidak harus di pusat kota, bisa di wilayah pinggiran Denpasar agar harganya lebih terjangkau,”
katanya, memberikan contoh solusi yang realistis. Targetnya jelas: program perumahan harus berpihak pada Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang belum memiliki tempat tinggal.
Program 3 Juta Rumah sendiri punya target besar. Program nasional ini bertujuan menyediakan hunian layak dengan membangun atau merenovasi masing-masing satu juta rumah di perkotaan, satu juta di perdesaan, dan satu juta lagi di kawasan pesisir. Untuk mewujudkannya, pemerintah melakukan percepatan penyaluran pembiayaan bersubsidi seperti KPR FLPP, serta memberikan berbagai insentif. Kebijakan pembebasan BPHTB dan PBG oleh Kemendagri adalah salah satu bentuk insentif konkret itu.
Sementara itu, kehadiran Tito yang didampingi Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait sempat menciptakan kejutan kecil. Masyarakat yang sedang mengurus administrasi kependudukan maupun layanan perumahan pun tak menyia-nyiakan momen. Banyak yang antre untuk sekadar berjabat tangan atau meminta swafoto bersama sang menteri.
Artikel Terkait
Tersangka Penculikan Alvaro Tewas Gantung Diri di Sel Tahanan
Ibu Alvaro Akhirnya Tiba, Berpeluk Haru di Tengah Duka
Kecelakaan Maut di Tol Lampung, 207 Ribu Pil Ekstasi Berhamburan
Program Makan Bergizi untuk Baduy Terganjal Medan dan Adat