Dari sisi korban, Kementerian Kesehatan Lebanon memberikan data yang lebih rinci. Serangan itu tak hanya menewaskan lima orang, tapi juga melukai 28 orang lainnya. Sayangnya, kementerian tak segera merilis identitas para korban tewas. Serangan terjadi di kawasan Haret Hreik, sebuah wilayah di pinggiran selatan Beirut yang dikenal padat penduduk dan menjadi basis kuat pengaruh Hizbullah.
Namun begitu, Hizbullah sendiri tak bisa menyembunyikan fakta pahit ini. Mereka mengakui bahwa empat dari anggotanya termasuk dalam daftar korban tewas.
Militer Israel, lewat pernyataan resminya tak lama setelah serangan, mengklaim keberhasilan operasi mereka. Mereka dengan gamblang menyebut telah "menghabisi" Haytham Ali Tabatabai, yang dijuluki sebagai "kepala staf umum Hizbullah."
Ini bukan kali pertama Israel menyerang kawasan itu. Sejak gencatan senjata November 2024 yang mengakhiri konflik setahun, ini sudah jadi serangan kelima di pinggiran selatan Beirut. Waktunya pun cukup sensitif, terjadi hanya seminggu sebelum kunjungan yang sudah dijadwalkan Paus Leo XIV ke Lebanon.
Meski begitu, militer Israel dalam pernyataannya bersikukuh bahwa mereka tetap berpegang pada komitmen gencatan senjata.
Di sisi lain, Hizbullah lewat pernyataan terpisah juga mengonfirmasi kabar duka tersebut. Mereka mengakui komandan besar mereka, Tabatabai, memang telah gugur dalam serangan Israel itu.
Artikel Terkait
Kalimantan Barat Diguncang Rentetan Kasus: Dari Korupsi Yayasan hingga Vonis Mati Pembunuh Balita
Prabowo Panggil Menteri hingga Jenderal, Bahas Penertiban Tambang Ilegal di Hambalang
Nasib Naas Pemulung di Bekasi Usai Gerinda Mortir Bekas
Buruh Siap Turun ke Jalan, Tolak Kenaikan UMP 2026 yang Dinilai Tak Memadai