Suasana di kantor PBNU pada Senin malam (23/11) terasa tebal nuansa kebersamaannya. Rapat yang menghadirkan para ulama Pengurus Besar Nahdlatul Ulama itu akhirnya menghasilkan keputusan penting: tidak akan ada pemakzulan terhadap Yahya Cholil Staquf, atau yang akrab disapa Gus Yahya, dari posisinya sebagai ketua umum.
Usai rapat, Katib Aa'm Ahmad Said Asrori tampil memberikan penjelasan. Ia terlihat lega.
Dari pertemuan yang cukup alot itu, tercetus tiga poin utama. Poin pertama, seperti yang sudah disinggung, adalah penegasan bahwa Gus Yahya tetap bertahan. Di sisi lain, para ulama juga mengusung usulan untuk menggelar silaturahmi dalam skala yang lebih besar lagi. Mereka merasa hal itu diperlukan.
Poin terakhir yang tak kalah penting adalah ajakan untuk bersama-sama bertafakur dan bermujahadah. Ini semacam renungan kolektif, sebuah ikhtiar batin untuk mencari jalan terbaik demi kemaslahatan warga NU dan tentu saja, Indonesia secara keseluruhan.
Asrori kembali menegaskan posisi rapat malam itu dengan nada yang sangat pasti.
Sementara itu, Gus Yahya sendiri yang hadir dalam kesempatan itu memberikan gambaran tentang peserta rapat. Menurutnya, pertemuan itu dihadiri sekitar 50 orang kiai yang datang dari berbagai penjuru daerah.
Artikel Terkait
Kisruh PBNU Berakhir, Gus Yahya Tak Dimakzalkan
Polda Metro Buka Suara Soal Klaim Mobil Barang Bukti Dipinjam untuk Jalan-Jalan
Gus Yahya Tegaskan Dinamika di PBNU Bukan Perebutan Kekuasaan
Gus Yahya Tegaskan Rapat Syuriah Tak Berwenang Lengserkan Ketum PBNU