Tak hanya yang hadir langsung, rapat juga diikuti secara daring oleh puluhan kiai lain. Gus Yahya menyebut angka sekitar 50-60 kiai yang ikut via Zoom, kebanyakan karena faktor usia yang sudah sepuh atau jarak tempuh yang terlalu jauh. Ia, bagaimanapun, tak merinci siapa saja nama-nama yang hadir.
Soal Surat yang Mengguncang
Keputusan rapat ini tentu meredakan ketegangan yang sempat muncul. Sebelumnya, beredar sebuah surat yang isinya meminta Gus Yahya mundur dari jabatannya. Surat yang dikeluarkan pada 20 November 2025 itu ditandatangani langsung oleh Rais Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar, dan disebut sebagai hasil musyawarah dengan dua Wakil Rais Aam.
Isi surat itu terbilang tegas. Disebutkan bahwa KH Yahya Cholil Staquf diberi waktu tiga hari untuk mengundurkan diri secara sukarela sejak surat keputusan Rapat Harian Syuriyah PBNU diterima.
Dan jika dalam batas waktu itu ia tak kunjung mundur, konsekuensinya jelas: Rapat Harian Syuriyah PBNU akan memutuskan untuk memberhentikannya secara paksa dari posisi Ketua Umum. Untungnya, skenario itu akhirnya tak perlu terjadi.
Artikel Terkait
Kisruh PBNU Berakhir, Gus Yahya Tak Dimakzalkan
Polda Metro Buka Suara Soal Klaim Mobil Barang Bukti Dipinjam untuk Jalan-Jalan
Gus Yahya Tegaskan Dinamika di PBNU Bukan Perebutan Kekuasaan
Gus Yahya Tegaskan Rapat Syuriah Tak Berwenang Lengserkan Ketum PBNU