Di penghujung KTT G20 di Johannesburg, Afrika Selatan, Minggu (23/11), Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menyampaikan pesan yang cukup tegas. Ia bicara soal teknologi kecerdasan buatan, yang menurutnya bakal jadi penentu utama kekuatan ekonomi global untuk puluhan tahun ke depan.
"AI akan menentukan kekuatan ekonomi selama beberapa dekade mendatang," ujar Gibran.
Tapi di balik potensinya yang besar, ada masalah serius yang mengintai. Menurutnya, manfaat dari AI saat ini masih sangat timpang. Hanya segelintir perusahaan dari negara maju yang mendominasi, sementara yang lain tertinggal. Kalau dibiarkan, jurang digital bakal makin melebar dan sulit dikejar.
"Namun saat ini, manfaatnya masih sangat timpang, terkonsentrasi di segelintir perusahaan dari beberapa negara maju. Jika ketidakseimbangan ini berlanjut, kesenjangan digital akan semakin dalam," tegasnya.
Karena itu, ia mendesak agar revolusi teknologi yang satu ini tidak mengulangi kesalahan masa lalu. G20, dalam pandangannya, punya tanggung jawab untuk memastikan bahwa AI justru menjadi alat pemersatu, bukan pemecah.
"Kali ini, kita harus berbuat lebih baik. Revolusi ini harus adil dan harus bermanfaat bagi rakyat. G20 harus memastikan bahwa AI menjadi kekuatan untuk inklusi," seru Gibran.
Ia juga menekankan soal pentingnya tata kelola yang etis. Bukan cuma itu, akses yang setara bagi para inovator di seluruh dunia juga mutlak diperlukan.
Artikel Terkait
Bocah 6 Tahun Ditemukan Tewas dalam Rangka, Diduga Diculik Ayah Tiri Sendiri
Tanggapi Kasus Ira Puspadewi, Akbar Faisal: Mudah di ASDP Tapi Sulit di BUMN Besar...
Waspada! Gerakan Padel Bisa Picu Cedera Bahu, Begini Cara Mencegahnya
Tenda Pernikahan Ambruk Diterpa Hujan Lebat di Sambas