Di sisi lain, kondisi cuaca semakin tidak menentu. Berdasarkan laporan BMKG, 85 persen wilayah Sumsel sudah masuk musim hujan. Risiko banjir, genangan, dan tanah longsor pun meningkat tajam.
Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Sumsel, Wandayantolis, memberikan peringatan khusus. "Potensi hujan ekstrem perlu diwaspadai, terutama di daerah rawan seperti lereng tebing, bantaran sungai, dan kawasan perkotaan yang sering tergenang," katanya.
BMKG juga memprediksi puncak musim hujan bakal terjadi antara Desember 2025 hingga Januari 2026. Pada periode itu, curah hujan tertinggi diprakirakan merata di seluruh penjuru Sumsel.
Dengan ancaman yang kian nyata, BPBD dan BMKG mendesak masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan. Pemerintah daerah pun diminta bergerak cepat. Mulai dari menyiapkan titik evakuasi, logistik darurat, hingga membersihkan saluran air di kota-kota.
"Kami mengimbau pemda tidak menunda penetapan status. Semakin cepat ditetapkan, semakin cepat mitigasi berjalan," pungkas Iqbal. Waktunya memang semakin sempit.
Artikel Terkait
Pencarian Dua Bocah Korban Longsor Cilacap Diakhiri dengan Doa dan Tabur Bunga
Pencarian Korban Longsor Majenang Diakhiri, Dua Warga Masih Dinyatakan Hilang
Prabowo dan Dasco Bahas Isu Hukum dalam Pertemuan Tertutup di Hambalang
Empat Pencuri Ayam Ternak di Minut Diringkus Saat Beraksi Malam Hari