Tak lupa, ia juga mengutip mantan presiden legendaris, Nelson Mandela, untuk memperkuat posisinya. "Sudah saatnya Afrika Selatan mengambil peran yang layak dan bertanggung jawab dalam komunitas global," katanya, menyadur semangat Mandela.
Lebih jauh, Ramaphosa menjelaskan bahwa cakupan pembahasan dalam G20 kini jauh lebih luas. Bukan cuma soal ekonomi makro lagi, tapi sudah merambah ke perdagangan, lingkungan, teknologi, pertanian, dan energi. "Lingkup ini harus meluas, karena inilah tantangan yang dihadapi oleh miliaran orang di dunia," ucapnya. Ini adalah realitas baru yang tak bisa dihindari.
Sebagai anggota pendiri G20, Afsel berupaya keras memastikan suara dari Global South dan benua Afrika tidak lagi dipinggirkan. Mereka ingin prioritas pembangunan kawasan ini punya tempat yang kokoh dan permanen dalam agenda G20 ke depan.
"Ini penting bukan hanya untuk rakyat Afrika," tandas Ramaphosa. "Ini adalah hal vital bagi stabilitas dan keamanan global secara keseluruhan, karena membantu mengurangi tekanan sumber daya, mengelola perpindahan penduduk, dan menurunkan risiko konflik."
Pesan itu jelas. Di tengah absennya salah satu pemain utama, Afrika Selatan berusaha menunjukkan bahwa forum ini tetap relevan. Bahwa suara dari Selatan Global patut didengar. Dan bahwa Johannesburg, dengan segala kompleksitasnya, sedang menulis babak baru dalam diplomasi dunia.
Artikel Terkait
Banding Razman Arif Nasution Ditolak, Vonis 1,5 Tahun Penjara Dikuatkan
Begal Sadis Serang Warga di Flyover Kampung Melayu, Motor PCX Raib
China Gebuk Protes ke PBB, Jepang Dikecam Soal Komentar Intervensi Militer di Taiwan
Prabowo dan PM Inggris Sepakati Kemitraan Maritim Senilai Rp 87 Triliun