"Jadi kan, tahunya nanti orang cerita, 'oh, itu punya ini, punya itu,' gitu loh, ya kan? Oke. Sudah enggak usah di ini, yang paling penting dia bisa memberikan manfaat untuk anak-anak di Makassar, ya kan?"
Persoalan lain yang mengemuka adalah kemungkinan penggunaan nama yayasan berbeda untuk mengajukan lebih dari jumlah maksimal SPPG. Secara teori, sistem seharusnya membatasi hanya 10 unit per pemohon. Tapi kenyataannya bisa lain.
"Karena di sistem kalau sudah 10 ini langsung tutup," jelas Nanik. "Berarti kalau dia bisa lebih, itu berarti pakai nama lain."
Sebelumnya, program MBG ini memang mendorong partisipasi yayasan pendidikan dan sosial. Tapi tekanan untuk mencapai target membuat pihak berkapasitas—yang mampu membangun dapur dengan cepat—diberi ruang. "Anak-anak kan pada minta tuh, 'aduh, kita belum dapat nih MBG'," ujar Nanik menirukan keluhan masyarakat.
Viralnya kasus ini bermula dari dugaan monopoli pendirian SPPG di Sulawesi Selatan. Yasika Aulia Ramdhani disebut menguasai 41 dapur MBG yang tersebar di empat daerah. Yang menarik, dia adalah putri dari Wakil Ketua DPRD Sulsel Yasir Machmud dari Partai Gerindra.
Meski kontroversi terus bergulir, yang jelas untuk saat ini puluhan dapur itu akan terus beroperasi. Anak-anak yang bergantung pada makanan bergizi tersebut masih bisa bernapas lega. Tapi bagaimana dengan evaluasi yang dijanjikan? Itu masih jadi tanda tanya besar.
Artikel Terkait
Anak Tega Habisi Ayah Kandung dengan Golok di Rajabasa
Rahasia di Balik Video Pendek yang Bikin Hati Bergetar
Pria di Kubu Raya Dibekuk Usai Cabuli Remaja dengan Modus Tipu Paman
Lahat Berang, Konvoi Truk Tambang di Muara Enim Buka Luka Lama