Menguak Fondasi Kekayaan Muhammadiyah: Dari Amal Usaha hingga Warisan Etos Kiai Dahlan

- Rabu, 19 November 2025 | 07:00 WIB
Menguak Fondasi Kekayaan Muhammadiyah: Dari Amal Usaha hingga Warisan Etos Kiai Dahlan

"PANTESAN MUHAMMADIYAH KAYA"

Refleksi Milad Muhammadiyah ke-113

(18 November 1912-18 November 2025)

Jika diadakan lomba organisasi masyarakat terkaya se-Indonesia, Muhammadiyah layak masuk ruangan paling depan dengan senyum percaya diri. Nilai aset organisasi ini konon menembus angka ratusan triliun rupiah.

Jaringan rumah sakit tersebar di berbagai penjuru negeri. Lembaga pendidikan hadir dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Panti asuhan dan berbagai amal usaha lainnya berkembang bak jaringan waralaba yang terus berekspansi setiap tahun.

Yang membuatnya lebih mengagumkan, semua aset tersebut bukan milik pribadi ketua atau pengurus mana pun. Semua menjadi hak organisasi secara utuh. Tidak ada klaim "rumah sakit ini tanah leluhur saya" atau "kampus ini warisan keluarga saya." Muhammadiyah konsisten menolak budaya feodal yang gemar mengaitkan aset kolektif dengan nama individu.

Pada peringatan Milad ke-113 dengan tema "Memajukan Kesejahteraan Bangsa", pantas jika banyak kalangan berkomentar, "Pantasan Muhammadiyah kaya; sejak awal fokusnya memakmurkan masyarakat melalui persyarikatan, bukan menguntungkan segelintir orang." Kekayaan organisasi ini bukan hasil instan, melainkan buah dari konsistensi semangat pengabdian yang diwariskan turun-temurun.

Rahasia di balik kesuksesan ini dapat ditelusuri dari pesan pendirinya, K.H. Ahmad Dahlan, yang kerap terpampang dalam berbagai kegiatan organisasi: "Hidup-hidupilah Muhammadiyah. Jangan mencari hidup di Muhammadiyah."

Pesan ini telah menjadi prinsip dasar yang dipegang teguh warga Muhammadiyah. Meski dalam praktiknya, kadang masih ditemui oknum yang memaknai secara berbeda dengan versi modifikasi: "Hidup-hidupilah Muhammadiyah... tapi kalau bisa, ya hidup juga dong dari Muhammadiyah."

Namun ada wejangan lain dari Kiai Dahlan yang tak kalah pentingnya: "Kerja keraslah sampai dapat harta yang halal. Cukupkan untuk keluargamu. Jangan mewah. Sisanya dermakan di jalan Allah."


Halaman:

Komentar