Ajaran ini selaras sempurna dengan tema Milad ke-113 tentang memajukan kesejahteraan bangsa. Mustahil membangun bangsa yang sejahtera jika warganya masih berkubang dalam gaya hidup konsumtif dengan kemampuan finansial terbatas.
Keunikan Muhammadiyah terletak pada pendidikannya yang menekankan kerja keras mencari rezeki, namun bersikap sederhana dalam pola hidup. Bekerja keras diperbolehkan, bahkan dianjurkan, tapi pamer kekayaan menjadi hal yang tabu.
Dalam peringatan Milad kali ini, nilai-nilai tersebut terasa semakin relevan. Memajukan kesejahteraan bangsa bukan sekadar soal pembangunan fisik atau jumlah amal usaha, melainkan bagaimana semangat kesederhanaan dan pengabdian tetap menjadi fondasi moral di balik semua pencapaian.
Meski catatan kesuksesan telah banyak ditorehkan, kritik konstruktif tetap diperlukan. Nilai luhur organisasi kadang tergerus realitas zaman. Sebagian kecil oknum terlena dengan jabatan, lupa bahwa organisasi ini dibangun dari keringat kolektif, bukan ambisi pribadi. Sebagian lagi memandang amal usaha sebagai peluang karier, bukan medan pengabdian.
Milad ke-113 ini bukan sekadar perayaan usia, melainkan momentum refleksi: Sudahkah kita benar-benar memajukan kesejahteraan bangsa? Atau baru berkontribusi pada kesejahteraan personal dan keluarga? Sudahkah kita membuat negeri ini lebih baik? Atau baru sibuk mengejar pencitraan semata?
Secara umum, Muhammadiyah berhasil mewujudkan prinsip yang kerap hanya menjadi slogan di organisasi lain: amanah, profesional, dan relatif bebas dari drama internal. Inilah yang membuat aset organisasi tumbuh bak tanaman yang dirawat dengan presisi, tak terganggu konflik berkepanjangan.
Jika nilai-nilai Kiai Dahlan diimplementasikan secara utuh - kerja keras, hidup sederhana, dan berbagi tanpa hingar-bingar - bukan hanya Muhammadiyah yang akan makmur, tapi seluruh warganya pun ikut sejahtera. Siapa tahu, Indonesia pun suatu saat dapat membangun ekonomi yang membuat dunia internasional terkesima.
Selamat milad Muhammadiyah.
Alfatihah untuk KH Ahmad Dahlan, Nyai Walidah, para ulama, pengurus, dan warga Muhammadiyah yang telah mendahului kita. Berbahagialah mereka yang telah hidup bersama Muhammadiyah. Dunia adalah tempat beramal, akhirat tempat memetik hasil. Aamiin.
(Setiya Jogja)
Artikel Terkait
Trump dan MBS Bahas Normalisasi Israel dalam Pertemuan Bersejarah di Gedung Putih
Trump Bela Pangeran Saudi: Dia Tidak Tahu Apa-Apa Soal Khashoggi
Klaim Cinta Eksklusif Habib Bahar bin Smith Tuai Badai Kontroversi
Trump Gelar Jamuan Megah untuk Pangeran Saudi, Ronaldo hingga Elon Musk Hadir