Badan Angkatan Laut Kerajaan Inggris (UKMTO) menyebut insiden ini "diduga merupakan aktivitas negara" dan mengonfirmasi bahwa kapal sedang bergerak menuju perairan Iran. Sementara itu, militer AS menyatakan kesiapannya dan sedang memantau situasi secara aktif.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi atau konfirmasi dari pemerintah Iran di Teheran mengenai insiden penyitaan ini. Kementerian Luar Negeri UEA juga belum memberikan tanggapan atas permintaan komentar.
Konteks Pola Penyitaan oleh Iran
Insiden ini dinilai mengejutkan oleh sejumlah pengamat. Pasalnya, Iran yang dikenal pernah rutin mencegat kapal di Teluk, dilaporkan telah mengurangi aktivitas militer semacam itu dalam beberapa bulan terakhir, terutama sejak insiden pemboman yang melibatkan Israel dan AS pada Juni lalu.
Garda Revolusi Iran (IRGC) memiliki riwayat dalam menyita kapal dagang di perairan Teluk. Tindakan ini biasanya diklaim dengan alasan pelanggaran maritim, seperti dugaan penyelundupan, pelanggaran teknis, atau terkait sengketa hukum. Data pelacakan dari MarineTraffic menunjukkan posisi terakhir MT Talara berada di dekat pantai Iran.
Insiden terbaru ini kembali mengingatkan dunia akan sensitivitas dan pentingnya keamanan jalur pelayaran di Selat Hormuz, sebuah selat yang menjadi arteri vital bagi pasokan minyak global.
Artikel Terkait
Dinasti Politik: Bahaya dan Dampak Nyata bagi Rakyat Biasa
Kunjungan Raja Yordania Abdullah II ke Indonesia: Agenda, Pesawat F-16, hingga Gelar untuk Prabowo
Fakta Ijazah Jokowi di UGM: Foto Kontroversial dan Status DO yang Beredar
Profil M. Ikhlas Thamrin: Fakta Pendiri Bobibos & Penemu Kompor Pulsa