Badan Angkatan Laut Kerajaan Inggris (UKMTO) menyebut insiden ini "diduga merupakan aktivitas negara" dan mengonfirmasi bahwa kapal sedang bergerak menuju perairan Iran. Sementara itu, militer AS menyatakan kesiapannya dan sedang memantau situasi secara aktif.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi atau konfirmasi dari pemerintah Iran di Teheran mengenai insiden penyitaan ini. Kementerian Luar Negeri UEA juga belum memberikan tanggapan atas permintaan komentar.
Konteks Pola Penyitaan oleh Iran
Insiden ini dinilai mengejutkan oleh sejumlah pengamat. Pasalnya, Iran yang dikenal pernah rutin mencegat kapal di Teluk, dilaporkan telah mengurangi aktivitas militer semacam itu dalam beberapa bulan terakhir, terutama sejak insiden pemboman yang melibatkan Israel dan AS pada Juni lalu.
Garda Revolusi Iran (IRGC) memiliki riwayat dalam menyita kapal dagang di perairan Teluk. Tindakan ini biasanya diklaim dengan alasan pelanggaran maritim, seperti dugaan penyelundupan, pelanggaran teknis, atau terkait sengketa hukum. Data pelacakan dari MarineTraffic menunjukkan posisi terakhir MT Talara berada di dekat pantai Iran.
Insiden terbaru ini kembali mengingatkan dunia akan sensitivitas dan pentingnya keamanan jalur pelayaran di Selat Hormuz, sebuah selat yang menjadi arteri vital bagi pasokan minyak global.
Artikel Terkait
UHW Perbanas Buka Pintu Lebar, Beragam Beasiswa Siap Dukung Mahasiswa Baru 2026
Aceh Desak Bantuan Lauk Pauk Cair Sebelum Korban Bencana Kembali ke Rumah
MA Bentuk Pansel, Cari Pengganti Hakim Konstitusi yang Pensiun 2026
INDEF Soroti Ekonomi 2025: Pertumbuhan Tersandera, Anggaran Prioritas Dipertanyakan