Hampir 90 Persen Wilayah Gaza Dicaplok Israel

- Selasa, 22 Juli 2025 | 16:05 WIB
Hampir 90 Persen Wilayah Gaza Dicaplok Israel


MURIANETWORK.COM
- Pasukan Israel untuk pertama kalinya pada Senin merangsek ke daerah-daerah di pusat kota Gaza di mana beberapa kelompok bantuan bermarkas. Hal ini tampaknya merupakan upaya terbaru untuk membelah wilayah Palestina dengan koridor militer.

Puluhan ribu orang mencari perlindungan di Deir al-Balah selama gelombang pengungsian massal yang berulang kali terjadi di Gaza. Koordinator kemanusiaan PBB mengatakan 87,8 persen wilayah Gaza kini berada di bawah perintah evakuasi atau berada di dalam zona militer Israel. 

“Hal ini menyebabkan 2,1 juta warga sipil terhimpit di 12 persen wilayah Jalur Gaza yang terfragmentasi, di mana layanan-layanan penting tidak berfungsi.”

Israel telah mengambil alih sebagian besar wilayah Gaza dan membagi wilayah tersebut dengan koridor yang membentang dari perbatasan hingga laut sebagai upaya untuk menekan Hamas agar melepaskan lebih banyak sandera.

Deir al-Balah adalah satu-satunya kota Gaza yang belum pernah mengalami operasi darat besar-besaran atau mengalami kehancuran luas dalam 21 bulan perang, sehingga menimbulkan spekulasi bahwa kelompok Hamas menyandera sejumlah besar orang di sana. Kelompok utama yang mewakili keluarga sandera mengatakan mereka “terkejut dan khawatir” dengan serangan tersebut dan menuntut jawaban dari para pemimpin Israel.

Israel mengatakan perebutan wilayah di Gaza bertujuan untuk menekan Hamas agar melepaskan sandera, namun hal ini menjadi perdebatan utama dalam perundingan gencatan senjata yang sedang berlangsung.

Sementara itu, badan pangan PBB menuduh pasukan Israel menembaki kerumunan warga Palestina yang mencari bantuan kemanusiaan pada akhir pekan. Kementerian Kesehatan Gaza menyebutnya sebagai salah satu serangan paling mematikan terhadap pencari bantuan dalam perang yang telah menyebabkan wilayah tersebut berada di ambang kelaparan.

Sebagai tanda frustrasi internasional terbaru, Inggris, Perancis dan 23 negara sekutu Barat lainnya mengeluarkan pernyataan yang mengatakan “perang di Gaza harus diakhiri sekarang.” Mereka mengkritik keras pembatasan bantuan kemanusiaan yang dilakukan Israel dan menyerukan pembebasan 50 sandera yang tersisa di Gaza.

Wartawan Associated Press mendengar ledakan dan melihat asap mengepul dari beberapa bagian kota yang diperintahkan untuk dievakuasi pada hari Minggu. Pejabat militer Israel, yang berbicara tanpa menyebut nama sesuai dengan peraturan, mengatakan ini adalah pertama kalinya pasukan darat beroperasi di daerah tersebut.

Seorang pria yang tinggal di zona evakuasi, yang berbicara tanpa menyebut nama karena takut akan pembalasan, mengatakan Israel menjatuhkan pamflet pada dini hari yang memerintahkan orang-orang untuk mengungsi. Dua jam kemudian, tank-tank meluncur ke daerah tersebut.

Dia mengatakan ayahnya yang berusia 62 tahun, yang bermalam di tempat lain, melarikan diri dari rumah ke rumah ketika pasukan Israel masuk dan melihat mereka meratakan bangunan dengan buldoser dan tank. Kedua pria tersebut berhasil meninggalkan zona evakuasi.

Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan pasukan Israel menggerebek kediaman staf utamanya di Deir al-Balah, memaksa perempuan dan anak-anak mengungsi dengan berjalan kaki menuju pantai.

“Staf laki-laki dan anggota keluarga diborgol, ditelanjangi, diinterogasi di tempat dan diperiksa dengan todongan senjata,” kata badan kesehatan PBB dalam sebuah pernyataan. Dikatakan bahwa dua staf dan dua anggota keluarga ditahan, tiga orang kemudian dibebaskan dan satu orang masih ditahan.

WHO mengatakan gudang utamanya di kota tersebut, yang berada di zona evakuasi, rusak akibat ledakan dan kebakaran, sehingga mengganggu kemampuan badan tersebut untuk membantu rumah sakit dan tim medis darurat. Belum ada komentar langsung dari militer Israel.

Juru bicara PBB Stephane Dujarric sebelumnya mengatakan dua wisma PBB di Deir al-Balah rusak akibat pecahan peluru. Dia mengatakan penyebabnya masih diselidiki tetapi serangan udara besar-besaran Israel dilaporkan terjadi di daerah tersebut. Staf lokal dan internasional akan terus bekerja di sana, katanya.

Militer menolak mengatakan apakah mereka telah memerintahkan evakuasi kelompok-kelompok bantuan yang berbasis di kota tersebut, hanya mengatakan bahwa mereka terus menjalin kontak dengan mereka dan memfasilitasi relokasi mereka bila diperlukan.

Menanggapi serangan di Deir al-Balah, Forum Sandera dan Keluarga Hilang memperingatkan dalam pernyataannya bahwa "rakyat Israel tidak akan memaafkan siapa pun yang dengan sengaja membahayakan para sandera - baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal. Tidak ada yang bisa mengklaim bahwa mereka tidak tahu apa yang dipertaruhkan."

Pejuang yang dipimpin Hamas menculik 251 orang dalam serangan 7 Oktober 2023, yang memicu perang dan menewaskan sekitar 1.200 orang. Kurang dari separuh dari 50 sandera yang masih berada di Gaza diyakini masih hidup. Genosida brutal yang dilakukan Israel selepasnya membunuh nyaris 60 ribu warga Palestina sejauh ini, kebanyakan anak-anak dan perempuan.

Sumber: republika

Komentar