Sejak eskalasi terbaru dimulai antara Palestina dan Israel, WHO telah mendokumentasikan 203 serangan serupa dan menggambarkan situasi di fasilitas kesehatan di Gaza sebagai bencana besar.
Baca Juga: Menaker Menyatakan Rasa Senangnya Atas Penyelenggaraan Hari Migran Internasional 2023
Ketegangan kembali berkobar di Timur Tengah pada 7 Oktober setelah Hamas, militan dari kelompok radikal Palestina yang berbasis di Jalur Gaza melancarkan serangan mendadak ke wilayah Israel bagian selatan.
Selain mengirimkan banyak warga kibbutz Israel yang tinggal di dekat perbatasan Gaza, Hamas juga menculik lebih dari 200 warga Israel, termasuk perempuan, anak-anak dan orang tua.
Hamas menggambarkan serangannya, yang belum pernah terjadi sebelumnya, sebagai respons terhadap tindakan agresif otoritas Israel terhadap Masjid Al-Aqsa di Temple Mount di Kota Tua Yerusalem.
Baca Juga: Praperadilan Firli Bahuri Ditolak, Penetapan Tersangka Jalan Terus
Israel pun kemudian mengumumkan pengepungan total terhadap Gaza dan mulai melakukan serangan terhadap daerah kantong Palestina, serta wilayah tertentu di Lebanon dan Suriah. Bentrokan juga terjadi di Tepi Barat.
Perwakilan resmi Kementerian Kesehatan di wilayah kantong Gaza, Ashraf al-Qudra mengatakan situasi di tempat penampungan bagi para pengungsi adalah "bencana besar karena penyebaran penyakit dan kurangnya perawatan medis."
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: suarakarya.id
Artikel Terkait
Trump Siap Tawarkan Jet F-35 dalam Pertemuan Bersejarah dengan Putra Mahkota Saudi
MBS Terima Surat Rahasia Iran Sebelum Bertemu Trump: Apa Isi dan Maksudnya?
Ancaman Operasi Militer AS ke Venezuela: Maduro Peringatkan Gaza Baru di Amerika Selatan
Pemain Sepak Bola Israel Ditangkap Diduga Rudapaksa Turis AS, Netizen Geram!