MURIANETWORK.COM - China angkat bicara perihal rencana Presiden AS Donald Trump yang berencana membuat sistem perlindungan udara Golden Dome. Pernyataan Beijing langsung diutarakan oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, dalam jumpa pers Rabu (21/5/2025).
Dalam pernyataannya, Mao menjelaskan bahwa langkah Trump itu dapat merusak stabilitas global. Menurut dia, akan lebih baik bagi AS bila menghentikan proyek perlindungan dengan potensi total biaya mencapai US$175 miliar atau sekitar Rp2.870 triliun itu.
"Ini merusak keseimbangan dan stabilitas strategis global. China menyatakan keprihatinan serius atas hal ini. Kami mendesak AS untuk menghentikan pengembangan dan penyebaran sistem pertahanan rudal global sesegera mungkin," kata Mao, dikutip AFP, Kamis (22/5/2025).
Sebelumnya, Trump secara resmi mengumumkan rincian baru dari rencana ambisius sistem pertahanan rudal bernama Golden Dome, yang digambarkannya sebagai perisai mutakhir untuk melindungi wilayah AS dari berbagai bentuk serangan rudal.
Sistem ini ditargetkan mulai beroperasi dalam waktu tiga tahun ke depan, dengan pendanaan awal sebesar US$25 miliar atau sekitar Rp410 triliun.
"Dalam kampanye, saya berjanji kepada rakyat Amerika bahwa saya akan membangun sistem pertahanan rudal tercanggih," kata Trump dalam konferensi pers di Gedung Putih, Selasa (20/5/2025), dilansir AFP.
Nama Golden Dome terinspirasi dari sistem pertahanan udara Iron Dome milik Israel, yang telah mencegat ribuan roket jarak pendek dan proyektil sejak mulai beroperasi pada 2011. Namun, Trump menekankan bahwa ancaman yang dihadapi AS jauh lebih kompleks dan mencakup berbagai spektrum, tidak seperti senjata jarak pendek yang dihadapi Israel.
Laporan Missile Defense Review tahun 2022 mencatat adanya peningkatan ancaman dari Rusia dan China. Beijing disebut semakin mendekati kemampuan Washington dalam hal teknologi rudal balistik dan hipersonik, sementara Moskow terus memodernisasi sistem rudal jarak jauh antarbenuanya dan mengembangkan rudal presisi berteknologi tinggi.
Dokumen itu juga menyebutkan bahwa ancaman drone-yang telah memainkan peran kunci dalam perang Ukraina-diperkirakan akan terus meningkat. Selain itu, terdapat risiko peluncuran rudal balistik dari Korea Utara dan Iran, serta dari aktor non-negara.
Sumber: inilah
Artikel Terkait
Mendunia! Media Asing Soroti Isu Pemakzulan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka
Kim Jong-un Marah Besar karena Kapal Perang Korut 5.000 Ton Rusak saat Diresmikan
Dua Staf Kedubes Israel di AS Tewas Ditembak di Washington DC
Pertama Kalinya Setelah 81 Hari Blokade Militer Israel, 87 Truk Bantuan Masuk ke Gaza