The Papua Journal - Sekelompok besar pelajar Indonesia menyerbu sebuah pusat konvensi yang menampung ratusan pengungsi Rohingya dari Myanmar di kota Banda Aceh pada hari Rabu (27/12) menuntut mereka dideportasi, menurut rekaman Reuters.
Juru bicara kepolisian kota di Banda Aceh tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Baca Juga: Gejayan Kembali Memanggil: Segera Berikan Pendidikan Gratis di seluruh Indonesia
Rekaman menunjukkan para siswa, banyak yang mengenakan jaket hijau, berlari ke ruang bawah tanah gedung yang besar, di mana kerumunan pria, wanita dan anak-anak Rohingya duduk di lantai dan menangis ketakutan. Warga Rohingya kemudian digiring keluar, beberapa membawa barang-barang mereka dalam karung plastik, dan dibawa ke truk, disaksikan oleh para pengunjuk rasa.
Badan Pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHCR) mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka "sangat terganggu melihat serangan massa di lokasi yang menampung keluarga pengungsi yang rentan, yang mayoritas adalah anak-anak dan perempuan" dan menyerukan perlindungan yang lebih baik.
Massa menerobos barisan polisi dan secara paksa memasukkan 137 pengungsi ke dalam dua truk, serta memindahkan mereka ke lokasi lain di Banda Aceh. Peristiwa tersebut membuat para pengungsi kaget dan trauma, katanya.
Artikel Terkait
Hanukkah Berdarah di Bondi: Kisah Kelam Rabbi Schlanger dan Duka Sydney
Foto-Foto Epstein Bocor, Wajah Trump hingga Clinton Tersorot
Kim Jong-un Tembak Mati Puluhan Pejabat Gagal Tangani Banjir Mematikan
Iran Sindir AS: Drone Shahed-136 Kami Ditiru, Bukti Teknologi Kami Diakui