Pengungsi Rohingya telah mengalami peningkatan permusuhan dan penolakan di Indonesia ketika penduduk setempat semakin frustrasi dengan banyaknya perahu yang datang bersama etnis minoritas tersebut, yang menghadapi penganiayaan di Myanmar yang mayoritas penduduknya beragama Buddha.
Baca Juga: Elia Sudah Datang, Tetapi Orang Tidak Mengenal Dia
Presiden Indonesia Joko Widodo menyalahkan lonjakan kedatangan pengungsi baru-baru ini sebagai akibat dari perdagangan manusia, dan berjanji untuk bekerja sama dengan organisasi internasional untuk menyediakan tempat penampungan sementara.
Menurut UNHCR, lebih dari 1.500 warga Rohingya telah mendarat di Indonesia sejak November.
Kedatangan pengungsi cenderung meningkat antara bulan November dan April, ketika laut lebih tenang, dengan warga Rohingya naik perahu ke negara tetangga, Thailand, serta Indonesia dan Malaysia yang mayoritas penduduknya Muslim.
Wariza Anis Munandar, seorang pelajar berusia 23 tahun di Banda Aceh yang berbicara pada unjuk rasa sebelumnya di kota tersebut pada hari Rabu menyerukan deportasi terhadap warga Rohingya, sementara pelajar lainnya, Della Masrida yang berusia 20 tahun, mengatakan “mereka datang ke sini tanpa diundang, mereka merasa seperti itu adalah negara mereka."
Indonesia bukan negara penandatangan Konvensi PBB tentang Pengungsi tahun 1951, namun memiliki sejarah dalam menerima pengungsi jika mereka tiba.
Baca Juga: Palestina Sebut Lebih Dari 3.700 Pelajar Tewas dalam Serangan Israel
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: thepapuajournal.com
Artikel Terkait
Trump Siap Tawarkan Jet F-35 dalam Pertemuan Bersejarah dengan Putra Mahkota Saudi
MBS Terima Surat Rahasia Iran Sebelum Bertemu Trump: Apa Isi dan Maksudnya?
Ancaman Operasi Militer AS ke Venezuela: Maduro Peringatkan Gaza Baru di Amerika Selatan
Pemain Sepak Bola Israel Ditangkap Diduga Rudapaksa Turis AS, Netizen Geram!