Konflik ini menyebabkan migrasi massal penduduk Palestina ke Gaza, yang kemudian ditempati oleh negara Israel dan terpisah dari Tepi Barat. Selama beberapa dekade berikutnya, Gaza selalu menjad medan perang.
Baca Juga: Mau Liburan di Kebumen? Inilah Rekomendasi Wisata Akhir Tahun yang Seru dengan Pesona Menakjubkan
Perang Israel-Arab Selatan pada tahun 1956 dan 1967 yang melibatkan Mesir, Suriah, dan Yordania, juga berdampak besar bagi Gaza.
Setelah perang 1967, Israel menduduki dan mengendalikan wilayah Gaza, Tepi Barat, dan wilayah Palestina lainnya, menyebabkan meningkatnya pemberontakan.
Pada tahun 1993, dilakukan upaya perdamaian melalui pembentukan Otoritas Palestina dan ditandatanganinya Perjanjian Oslo antara Israel dan Palestina.
Namun, perjanjian ini tidak membawa perdamaian yang langgeng. Konflik di Gaza mencapai puncaknya pada tahun 2007, ketika Hamas mengambilalih kekuasaan dari otoritas Palestina di Gaza.
Israel menyatakan Gaza sebagai entitas terpisah dan menjalankan blokade yang ketat untuk mencegah infiltrasi militan dan serangan terhadap penduduk Israel.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: bicaraberita.com
Artikel Terkait
Trump Siap Tawarkan Jet F-35 dalam Pertemuan Bersejarah dengan Putra Mahkota Saudi
MBS Terima Surat Rahasia Iran Sebelum Bertemu Trump: Apa Isi dan Maksudnya?
Ancaman Operasi Militer AS ke Venezuela: Maduro Peringatkan Gaza Baru di Amerika Selatan
Pemain Sepak Bola Israel Ditangkap Diduga Rudapaksa Turis AS, Netizen Geram!