Secara terpisah, Najelaa Shihab membenarkan keikutsertaannya dalam beberapa grup WhatsApp bersama Nadiem Makarim dan para pejabat Kemendikbudristek.
"Saya bersama puluhan orang lainnya ada di beberapa WA group bersama Nadiem Makarim, mitra pendidikan independen, dan pejabat-pejabat kementerian," ujar Najelaa kepada wartawan pada Selasa, 28 Oktober 2025.
Najelaa menegaskan bahwa fokus diskusi dalam grup-grup tersebut hanya seputar saran, kajian, dan kebijakan pendidikan. Hal ini sejalan dengan peran Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan (PSPK) yang ia pimpin.
Dia secara khusus menyangkal keterlibatannya dalam pembahasan pengadaan perangkat teknologi. "Saya tidak pernah ikut membahas, baik secara langsung maupun di WA group khusus, tentang persiapan atau perencanaan pengadaan Chromebook dan peralatan teknologi informasi," tegasnya. "Karena program ini bukan bagian dari lingkup PSPK, yang fokus pada substansi kebijakan pendidikan, bukan sarana dan prasarana."
Fokus Diskusi pada Visi Besar Pendidikan Nasional
Menurut penuturan Abby, percakapan dalam grup "Mas Menteri Core Team" banyak membahas gagasan besar dan arah baru kebijakan pendidikan nasional, bahkan sebelum Nadiem resmi menjabat sebagai menteri.
"Najeela itu aktif memberikan gagasan kepada kementerian. Beliau memang sudah lama membantu memberikan masukan strategis untuk peningkatan mutu pendidikan di Indonesia," tambah Abby.
Ia juga mengungkapkan bahwa ribuan halaman percakapan dari grup tersebut telah dicetak untuk keperluan dokumentasi hukum. "Ada sekitar seribu lembar percakapan yang kami print. Mungkin nanti, kalau waktunya tepat, bisa kami tunjukkan ke media," pungkas Abby.
Artikel Terkait
PDIP Buka Suara Soal Whoosh: Dukung KPK Usut Mark Up Proyek yang Bikin Utang Membengkak!
KPK Didesak Tetapkan Tersangka Baru di Kasus Whoosh: Siapa Orangnya?
KPK Selidiki Whoosh: Proyek Kereta Cepat yang Busuk Sejak Awal dan Diduga Mark Up Gila-gilaan!
KPK Buka Suara Soal Kasus Korupsi Whoosh: Proyek Jokowi Ini Masuk Tahap Lanjut!