GMNI Geruduk Gedung KPK: Usut Tuntas Blok Medan dan Adili Keluarga Jokowi!

- Sabtu, 19 Juli 2025 | 18:50 WIB
GMNI Geruduk Gedung KPK: Usut Tuntas Blok Medan dan Adili Keluarga Jokowi!




MURIANETWORK.COM - Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Jakarta Selatan kembali menyampaikan sikap tegas melalui aksi demonstrasi yang digelar di depan gedung KPK Kawasan Kuningan Kamis 17 Juli 2025.


Aksi yang dihadiri puluhan aktivos GMNI ini membawa 5 tuntutan yang disuarakan ke Komisi Pemeberantasan Korupsi.


Akai yang dimulai pada siang hari dimulai dengan orasi bergantian serta membentangkan spanduk yang bertuliskan Adili Keluarga Jokowi dan Kroni, #Usut Tuntas Blok Medan.


Salah satu perwakilan mahasiswa GMNI Jakarta Selatan menyampaikan bahwa Aksi ini merupakan bentuk perlawanan terhadap praktik korupsi, penyelundupan, dan ketidakadilan yang dilakukan oleh elit politik dan penguasa.  


Dalam aksinya mereka membawa lima tuntutan besar yaitu pertama Mendesak KPK untuk segera memeriksa dan menangkap Boby Nasution serta Kahiyang Ayu yang diduga terlibat dalam kasus tambang Blok Medan.  


Berikutnya GMNI Jakarta Selatan juga meminta KPK harus bertindak tegas terhadap Gibran dan Kaesang atas dugaan penyelundupan ilegal nikel melalui perusahaan GK Hebat, sebagaimana dilaporkan oleh Ubeddilah Badrun dkk.  


Ketiga, KPK harus berani memeriksa dan menangkap Jokowi serta kroninya* yang dianggap sebagai sumber masalah besar di Indonesia, termasuk dalam kebijakan yang merugikan rakyat.  


Berikutnya juga meminta KPK harus menjadi lembaga yang benar-benar independen*, bebas dari intervensi politik dan kepentingan penguasa.  


Terakhir Adili Jokowi dan makzulkan Gibran dari jabatan publik atas dugaan pelanggaran hukum dan etik.  


GMNI Jakarta Selatan menegaskan bahwa mahasiswa dan rakyat tidak akan tinggal diam melihat ketimpangan dan kejahatan yang dilakukan oleh para pemimpin.


"Kami mendesak aparat penegak hukum, terutama KPK, untuk mengambil tindakan nyata tanpa tebang pilih," ungkap salah satu perwakilan mahasiswa GMNI jakarta Selatan dari Unas, Kamis 17 Juli 2025.


"Kami tidak butuh pemimpin yang hanya memperkaya diri dan kroni, tapi pemimpin yang mendengar jeritan rakyat!"


Mahasiswa GMNI juga melihat Aksi ini merupakan bagian dari gerakan moral untuk menyelamatkan Indonesia dari cengkeraman oligarki dan mafia tambang.


"Kami akan terus bergerak hingga keadilan ditegakkan!" pungkas Orator dalam aksi tersebut.


GMNI Jaksel Serukan Makzulkan Gibran dan Adili Jokowi: Bersihkan Negeri Ini Dari Rezim Dinasti!




MURIANETWORK.COM - Dewan Pimpinan Cabang Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Jakarta Selatan (Jaksel) melontarkan pernyataan sikap keras terhadap pemerintahan saat ini dengan mengusung seruan bertajuk “Potong Satu Generasi: Bersihkan Pemerintahan Militer dari Warisan Orde Baru dan Pecat Semua Pejabat Rezim Dinasti!”


Dalam pernyataan tersebut, GMNI Jaksel mengecam dominasi elit politik dan militer yang disebut masih dipengaruhi oleh warisan Orde Baru.


Ketua GMNI Jaksel, Dendy, menilai bahwa selama Indonesia masih dikuasai oleh tokoh-tokoh lama yang korup dan otoriter, cita-cita reformasi 1998 tak akan pernah terwujud.


Dendy menyatakan kekecewaannya terhadap Presiden Joko Widodo yang dinilai telah menyimpang dari semangat reformasi.


“27 tahun pasca reformasi, kita justru melihat pengkhianatan terhadap nilai-nilai demokrasi. Jokowi, yang dulu diharapkan membawa perubahan, malah membangun dinasti politik dan melemahkan institusi-institusi seperti KPK,” tegasnya.


GMNI menyoroti sejumlah hal sebagai indikasi kegagalan rezim saat ini yakni Revisi UU KPK yang melemahkan independensi lembaga antirasuah, represi terhadap kebebasan berekspresi dan kriminalisasi aktivis, dominasi oligarki dalam proyek-proyek strategis nasional dan pelanggaran terhadap hak-hak masyarakat kecil, termasuk penggusuran dan ketimpangan agraria.


Melalui pernyataan sikap tersebut, GMNI Jaksel menyampaikan sepuluh tuntutan utama kepada pemerintah dan DPR RI yakni: 


  1. Menolak pemberian gelar pahlawan nasional kepada Soeharto.
  2. Menuntut pengusutan menyeluruh atas pelanggaran HAM masa lalu.
  3. Mengadili Presiden Jokowi dan memakzulkan Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka.
  4. Mencopot Kapolri karena dianggap gagal menegakkan hukum.
  5. Menjamin sandang, pangan, dan papan murah bagi rakyat serta mensejahterakan petani.
  6. Melaksanakan reforma agraria sejati.
  7. Membangun industrialisasi nasional berbasis kemandirian.
  8. Menghentikan kriminalisasi terhadap aktivis dan masyarakat adat.
  9. Menyediakan pendidikan gratis, ilmiah, dan demokratis.
  10. Melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem pemilu.


Peringatan Pemakzulan Prabowo-Gibran


GMNI Jaksel secara terbuka mengancam akan mendorong pemakzulan terhadap Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming, jika tuntutan tersebut diabaikan.


“Kami mendesak DPR segera membuka rapat pemakzulan Gibran sebagai bentuk pertanggungjawaban atas pelanggaran konstitusi dan etika demokrasi,” ujar Dendy.


Dendy menegaskan bahwa gerakan ini bukanlah sekadar dorongan untuk pergantian kepemimpinan, melainkan upaya memutus dominasi struktural warisan Orde Baru yang masih bercokol di tubuh birokrasi dan militer.


“Kami tidak anti-generasi tua, tapi kami anti-korupsi, anti-otoritarian, dan anti-pengkhianatan terhadap reformasi,” jelasnya.


Sebagai langkah lanjutan, GMNI Jaksel berencana menggelar aksi massa di depan DPR RI dalam waktu dekat. 


“Jika pemerintah tetap abai, kami siap memobilisasi gerakan mahasiswa dan rakyat untuk menggulingkan rezim yang korup ini,” tandas Dendy.


Langkah ini disebut sebagai salah satu bentuk tekanan terbesar dari kalangan mahasiswa terhadap pemerintahan Prabowo-Gibran pasca-Pemilu 2024.


Sumber: Strategi

Komentar