Nama Gusti Purbaya sempat menjadi perbincangan publik setelah mengunggah tulisan "Nyesel Gabung Republik" di Instagram story-nya. Unggahan tersebut muncul bersamaan dengan foto dirinya bersama Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, yang memicu spekulasi luas.
Namun, pihak keraton melalui Pengageng Sasono Wilopo Keraton Kasunanan Surakarta, K.P.H Dani Nur Adiningrat, membantah bahwa kritik tersebut ditujukan kepada Gibran. Dani menegaskan bahwa unggahan putra mahkota itu merupakan bentuk respons dan keprihatinannya terhadap berbagai persoalan bangsa, seperti kasus Pertamax oplosan, korupsi timah, kasus pagar laut, dan tragedi PHK massal di PT Sritex.
Proses Suksesi Tahta Keraton Surakarta
Meninggalnya Pakubuwono XIII pada usia 77 tahun membuka babak baru bagi Keraton Surakarta. Raja yang memiliki nama lahir Gusti Raden Mas Suryo Partono itu meninggalkan tujuh anak kandung dari tiga pernikahan.
Meski Gusti Purbaya telah dinobatkan sebagai putra mahkota, pihak keluarga keraton menyatakan bahwa penetapan penerus takhta masih dalam proses. GKR Wandansari Koes Moertiyah, adik kandung mendiang, menyebutkan bahwa keputusan final akan terlihat dalam prosesi pemakaman di Imogiri.
Menurut analisis pegiat sejarah, R. Surojo, terdapat dua calon kuat penerus takhta, yaitu adik kandung almarhum atau putra bungsunya, Gusti Purbaya sendiri, yang telah menyandang gelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom (KGPAA) Hamangkuangara Sudibya Rajaputra Narendra Mataram.
Dengan segala perhatian yang tertuju padanya, perjalanan KGPAA Hamangkunegoro sebagai calon raja Keraton Surakarta tentu akan menjadi sejarah baru yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat dan para abdi dalem.
Artikel Terkait
Pevita Pearce Ungkap Peran Rambut sebagai Ekspresi Diri di Jakarta Fashion Week 2026
Inspirasi Album Baru Gorillaz: Damon Albarn Ungkap Perjalanan Spiritual ke India Setelah Kehilangan Ayah
Bedu dan Irma Kartika Resmi Cerai Damai, Begini Proses dan Tahap Ikrar Talak
Lirik Lagu Rindu Ku Rindu - Mahalini ft Nosstress, Makna & Lirik Lengkap