"Logistik itu kuncinya. Ditambah BBM. Soalnya banyak jalan dan jembatan ke Banda Aceh yang putus total," tambahnya.
Keadaan di lapangan benar-benar memprihatinkan. Banyak warga, dari lansia sampai anak-anak, masih kelaparan. Bahkan, daerah-daerah yang terpencil dan jauh dari kota sama sekali belum terjamah bantuan.
"Anak-anak di beberapa tempat yang belum kebagian bantuan kondisinya memilukan. Mereka makan apa saja yang bisa ditemukan. Rumah-rumah? Sudah hilang tertimbun tanah, berubah jadi daratan baru," cerita Taufiq dengan nada berat.
Ia menyebut tiga hal yang paling krusial: sinyal komunikasi, logistik, dan tempat tinggal. Semuanya serba sulit.
Pengalaman pribadinya pun tak kalah mencekam. Taufiq sendiri sempat terjebak longsor di Takengon saat sedang berlibur. Butuh waktu berhari-hari baginya untuk bisa mencapai bandara di Bandar Meriah. Setelah antre dua hari penuh di bandara, akhirnya dia dan teman-temannya dievakuasi bersama pengungsi lain menggunakan pesawat Hercules menuju Medan. Perjalanan yang melelahkan, sekaligus membuka matanya betapa dahsyatnya bencana ini.
Artikel Terkait
Nia Ramadhani Akui Dampak Sorotan Publik pada Putrinya: Dia Dewasa dan Ngerti
Raffi-Nagita Gelontorkan Rp15 Miliar untuk Pemulihan Sumatra yang Terdampak Bencana
Kenny Austin hingga Silet Open Up: 5 Sosok yang Bikin Netizen Penasaran Sepanjang 2025
Fahmi Bo dan Nita Pikir-Pikir Dulu, Meski Raffi Ahmad Siap Belikan Rumah