Tekanan yang makin menjadi akhirnya membuat Verrell angkat bicara. Ia mencoba meluruskan kesalahpahaman itu.
"Rompi taktis umum dipakai di kegiatan lapangan. Rompi ini memiliki sistem kantong modular yang memudahkan untuk membawa beberapa barang tanpa menghambat gerak," jelasnya.
"Karena itu, perlu membawa perlengkapan secara praktis agar bisa cepat membantu warga dan tim di lapangan," tambah Verrell.
Ia menegaskan, rompi itu bukan rompi antipeluru, melainkan rompi kosong tanpa pelat. Hadiah dari rekan di TNI AL. Fungsinya sederhana: untuk membawa air minum dan barang bantuan darurat lainnya dengan praktis. Niat bergaya atau tampil militeristik? Sama sekali tidak. Fokusnya cuma satu: bantu warga.
Dengan penjelasan itu, Verrell berharap publik paham. Tapi, benarkah semua sudah selesai? Tampaknya tidak. Kontroversi ini meninggalkan pertanyaan besar yang terus menggantung: di era di mana setiap kunjungan bisa jadi bahan kamera, bagaimana caranya agar empati yang tulus bisa benar-benar sampai, tanpa terdistorsi oleh penampilan dan interpretasi yang melenceng?
Artikel Terkait
Video Lawas Verrell Bramasta di Bantar Gebang: Aku Tak Pernah Boleh Main Kotor-Kotoran
Sarah Azhari Ungkap Luka Lama: Direkam Diam-diam Saat Casting, Picu PTSD hingga Hancurkan Keluarga
DiCaprio Buka Duka: Boogie Night Jadi Penyesalan Terbesar Kariernya
Kylie Jenner Buka Suara: Derita Tiga Tahun Pasca Melahirkan Akhirnya Terobati