Teh Kayu Aro memiliki enam cita rasa utama, yaitu broken orange pecco (BOP), pecco fanning (PF), broken tea (BT), broken pecco (BP), dan dust. Teh ini telah lama dikenal sebagai teh kegemaran Ratu Belanda dan Ratu Inggris, sehingga namanya harum hingga ke Eropa dan Amerika.
Sebanyak 80 persen produksi teh Kayu Aro diekspor ke berbagai negara, seperti Inggris, Amerika Serikat, dan Pakistan. Pada tahun 2025, PTPN IV Region 4 menargetkan produksi sebanyak 25 juta kilogram teh, meningkat dua juta kg dari tahun sebelumnya. Puncak musim panen diperkirakan terjadi pada November-Desember 2025, dimana perkebunan seluas 2.126 hektare ini bisa menghasilkan 100 ton teh basah per hari.
Tahun 2025 juga menjadi tahun spesial karena bertepatan dengan perayaan 1 abad Teh Kayu Aro. Momentum ini dijadikan sebagai pelecut semangat untuk mencapai laba maksimal. "Emas hijau" dari kaki Gunung Kerinci ini akan terus berumur panjang dan menyebarkan wanginya ke berbagai penjuru dunia.
Artikel Terkait
ADRO Pangkas Aset Batu Bara, Analis Tetap Beri Sinyal Beli
BCA Tutup Cabang Saat Libur Natal-Tahun Baru, Layanan Digital Jadi Andalan
Investor Asing Borong Saham, Tapi Lepas SBN Rp620 Miliar
Dony Oskaria: 15.000 Huntara Segera Dibangun untuk Korban Bencana