Jakarta - Climate Policy Initiative (CPI) baru saja merilis pembaruan data pada Dasbor Pembiayaan Sektor Ketenagalistrikan Indonesia. Data terbaru ini mengungkap fakta mengejutkan: investasi di sektor kelistrikan Indonesia masih sangat jauh dari kebutuhan untuk memenuhi target iklim nasional.
Investasi Listrik Indonesia: Rata-rata Rp 119 Triliun per Tahun
Berdasarkan laporan CPI, total investasi yang mengalir ke sektor ketenagalistrikan Indonesia dalam lima tahun terakhir (2019-2023) mencapai USD 38,02 miliar atau setara dengan Rp 600 triliun (asumsi kurs Rp 15.800). Angka ini setara dengan rata-rata investasi tahunan sebesar USD 7,6 miliar (Rp 119 triliun).
Meski terlihat besar, realitasnya angka ini belum memadai. Analisis CPI menunjukkan bahwa untuk mencapai target iklim Indonesia di tahun 2030, diperlukan investasi tahunan yang jauh lebih besar, yaitu sekitar USD 19,4 miliar atau setara Rp 306 triliun per tahun.
Kesenjangan Besar: Investasi Aktual vs Kebutuhan
Dengan membandingkan angka tersebut, terlihat kesenjangan yang signifikan. Investasi tahunan yang ada saat ini hanya memenuhi kurang dari 40 persen dari total kebutuhan investasi untuk transisi energi. Artinya, masih ada celah pembiayaan sebesar hampir Rp 187 triliun setiap tahunnya.
Artikel Terkait
APBN 2025 Tembus Rp 2.911 Triliun, Daya Beli Masyarakat Terjaga
Anggaran Bencana 2025 Tersisa Rp 2,97 T, Pemerintah Tambah Suntikan Dana ke Tiga Provinsi
BRI Kerahkan 40 Aksi Darurat, Puluhan Ribu Paket Bantuan Tiba di Wilayah Bencana
PTPP Bidik Pendapatan Rp16 Triliun di 2026, Laba Masih Dievaluasi