Keunggulan Kilang Singapura dan Ketergantungan Indonesia
Kondisi semakin ironis ketika sebagian besar BBM impor Indonesia berasal dari Singapura, negara yang tidak memiliki sumur minyak tetapi mengandalkan kekuatan kilang raksasa. Kapasitas tiga kilang utama Singapura - ExxonMobil Jurong Island Refinery (605 ribu bph), Shell Pulau Bukom Refinery (500 ribu bph), dan SRC Jurong Island (290 ribu bph) - mencapai lebih dari 1,3 juta bph, melebihi total kapasitas kilang nasional Indonesia.
Proyek Kilang Indonesia: Realita vs Harapan
Program pembangunan kilang melalui Refinery Development Master Plan (RDMP) dan Grass Root Refinery (GRR) yang diharapkan dapat meningkatkan kapasitas pengolahan minyak mentah Pertamina dari 820 ribu barel per hari menjadi 1,68 juta barel per hari, hingga kini belum menunjukkan progress yang signifikan. Sementara itu, kilang yang sudah beroperasi justru kerap mengalami insiden kebakaran yang menimbulkan kerugian besar dan mengganggu pasokan BBM nasional.
Solusi Menuju Kemandirian Energi Nasional
Untuk keluar dari jebakan impor energi, Indonesia perlu melakukan dua langkah strategis secara bersamaan. Pertama, mempercepat penyelesaian pembangunan dan peningkatan kapasitas kilang nasional. Kedua, meningkatkan produksi minyak domestik yang terus menurun dari 900 ribu bph pada 2010 menjadi di bawah 600 ribu bph pada 2025.
Visi Pemerintah untuk Kedaulatan Energi
Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmennya mencapai kemandirian energi dalam lima tahun ke depan, termasuk penghentian impor BBM. Target ini memerlukan implementasi nyata dan percepatan pembangunan infrastruktur energi nasional untuk mewujudkan kedaulatan energi Indonesia.
Artikel Terkait
AZKO Bakal Buka 30 Toko Baru, Fokus Garap Pasar Luar Jawa!
BRI 2025: Transaksi BRImo Tembus Rp 22 Triliun, Kredit Diproyeksi Tumbuh 9%
Vietnam Borong 11,73 Ton Cumi Sultra, Begini Dampaknya Bagi Ekonomi Maritim Indonesia
Kisah Bangkitnya Krakatau Steel: Dari Jurang Utang ke Ekspor Eropa